Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bupati Rokan Hilir, Afrizal Sintong menyebut, angka stunting atau gagal tumbuh tercatat paling banyak di wilayah pesisir.
Menurutnya kondisi ini dilatarbelakangi oleh tempat tinggal, air bersih dan juga tingkat ekonomi.
"Banyaknya stunting itu di daerah-daerah pesisir pesisir. Karena mulai dari tempat tinggal, air bersih, ekonomi kehidupannya," ujar dia saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Diketahui, kabupaten Rokan Hilir tercatat sebagai daerah dengan angka stunting tertinggi di Riau dengan 29,7 persen.
Karena itu pihaknya terus berkomitmen menurunkan angka stunting di Rokan Hilir.
"Makanya dari sini kita terus mendata. Bergeraklah seluruh yang ada, yang kita kerahkan itu Posyandu termasuk Puskesmas. Kita mendata yang mana ibu hamil dan yang mana kira-kira yang anak-anak stunting," tutur dia.
Dia memaparkan, di Rokan Hilir sejak tahun 2018 mulai berupaya penurunan angka stunting yang pada saat itu angkanya 38,1 persen.
Selang setahun atau pada 2019 menjadi 29,7 persen.
"Turun 10 persenan," ucap dia.
Sayangnya, saat pandemi Covid-19 upaya penurunan stunting harus terhenti.
"Digenjot lagi setelah Covid-19 yang angkanya 29,7 persen," ungkap Afrizal.
Baca juga: Daftar UMP, UMK, UMR Kabupaten Rokan Hilir, Riau 2023: Naik Rp 233.561
Pihaknya menurunkan, semua stakeholder untuk bekerja menekan angka stunting, mulai dari Kadis kesehatan maupun perusahaan swasta untuk membantu penyediaan gizi.
"Juga Puskesmas sampai ke Posyandu, kader Posyandu bergerak dan juga kita melibatkan seluruhnya camat dan juga kepala desa kepala desa," tuturnya.