News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bapak dan Anak di Luwu Ditangkap usai Menganiaya Perawat, Pelaku Emosi saat Dilarang Masuk IGD

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Penganiayaan. Dua pelaku penganiayaan perawat di Luwu, Sulsel telah ditangkap. Kedua pelaku merupakan bapak dan anak.

TRIBUNNEWS.COM - Pelaku penganiayaan terhadap perawat di Puskesmas Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) telah ditangkap.

Kasus penganiayaan yang dialami perawat bernama Arfah Asrul terjadi pada Sabtu (26/8/2023) lalu.

Kasat Reskrim Polres Luwu, AKP Muhammad Saleh mengatakan, kedua pelaku yang ditangkap merupakan bapak dan anak yang berinisial IB (47) dan Y (23).

Keduanya ditangkap jajaran Sat Reskrim Polres Luwu di rumahnya, Senin (28/8/2023) sekitar pukul 22.00 WITA.

"Ditangkap di kediamannya. Tanpa perlawanan dan langsung dibawa ke Mapolres Luwu," ungkapnya, Selasa, dikutip dari TribunLuwu.com.

Baca juga: Perawat Yang Sebabkan Bayi Tertukar Kini Nasibnya Apes, Kecerobohan Mereka Terungkap

Proses penangkapan sempat tertunda karena kedua pelaku masih dalam suasana duka setelah keluarga yang sempat dirawat di Puskesmas Bua meninggal.

Berdasarkan keterangan dari pelaku, kasus penganiayaan terjadi karena keduanya tersulut emosi usai korban melarang masuk ruang IGD.

"Keduanya sudah ditahan. Dan memang pelaku mengaku khilaf dan terbawa emosi, apalagi melihat keluarganya yang sudah sekarat," tandasnya.

PPNI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Penganiayaan

Akibat penganiayaan tersebut Arfah Asrul mengalami luka-luka dan trauma.

Kepala Puskesmas Bua, Bambang Irawan mengaku mengistirahatkan Arfah Asrul dari pekerjaannya sampai kondisi fisik dan mentalnya pulih.

"Kita lepas tugaskan dulu sementara dari tugasnya di Puskesmas," bebernya, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Perawat Puskesmas di Sulsel Dikeroyok, Bermula saat Korban yang Sedang Tangani Pasien

Kasus penganiayaan terhadap Arfah Asrul akan dikawal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Ketua DPW PPNI Sulsel, Abdul Rakhmat mengutuk keras kasus penganiayaan yang dilakukan keluarga pasien ke perawat.

Menurutnya, kasus penganiayaan seperti ini akan membawa trauma bagi korban maupun perawat lain.

"Pertama bahwa posisi perawat sebagai garda terdepan dalam menolong masyarakat. Dengan adanya perilaku oknum seperti yang terjadi di Puskesmas Bua membuat teman-teman merasa tidak aman dan nyaman memberikan pelayanan kepada masyarakat," tegasnya, Minggu (27/8/2023).

Ia meminta kasus penganiayaan terhadap perawat di Puskesmas Bua segera diproses.

"Oleh karena itu, tentu harapan kami sebagai Ketua DPD PPNI Sulsel, pihak berwajib bisa mengusut tuntas selain sebagai masyarakat yang mendapatkan posisi yang sama di mata hukum, bahwa ini adalah kekerasan yang didapatkan teman sejawat kami," pungkasnya.

Baca juga: Bayi Tertukar di Bogor, 3 Perawat RS Diduga Lalai, Baru Terungkap Setelah Bayi Berusia Satu Tahun

Detik-detik Pemukulan

Kepala Puskesmas Bua, Bambang Irawan mengaku kecewa dengan sikap arogan keluarga pasien yang melakukan pemukulan ke perawat.

Menurutnya, Arfah Asrul sudah bekerja sesuai prosedur dengan melarang keluarga masuk ruang IGD.

Hal ini dilakukan karena kondisi pasien kritis dan butuh penanganan secepat mungkin.

"Padahal kami tidak bermaksud untuk melarang keluarga pasien menjenguk korban. Namun saat itu petugas medis tengah memberikan tindakan cepat karena kondisi korban memang sekarat." 

"Sehingga sebagian keluarga yang berada di dalam ruangan kami minta untuk keluar," jelasnya, Minggu (27/8/2023).

Ia menambahkan pasien kecelakaan lalu lintas tersebut masuk Puskesmas pada Sabtu (26/8/2023) pukul 16.15 WITA.

"Kami sempat memberikan pertolongan pertama. Namun karena lukanya cukup serius, korban dilarikan ke rumah sakit di Palopo," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunLuwu.com/Sukmawati Ibrahim) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini