TRIBUNNEWS.COM - Kapolres Dairi, Sumatra Utara (Sumut), AKBP Reinhard Habonaran Nainggolan diduga melakukan penganiayaan terhadap dua anak buahnya.
Kedua korban merupakan personel Intelkam Polres Dairi yakni Bripka David Sitompul dan Bripka Hendrik Simatupang.
Akibat penganiayaan itu, dua anggota polisi itu harus menjalani perawatan medis di Rumah Sakit (RSUD) Sidikalang.
Reinhard telah memberikan pernyataan terkait dugaan penganiayaan yang dilakukannya tersebut.
Lantas seperti apa pengakuannya?
1. Sebut tindakan pendisiplinan
Baca juga: Kondisi 2 Anggota Intel Korban Penganiayaan Kapolres Dairi hingga Harus Jalani CT Scanning di Medan
Melansir Tribun-Medan.com, Kapolres Dairi, AKBP Reinhard Habonaran Nainggolan mengatakan, kejadian itu bermula saat dirinya memanggil petugas piket melalui Handy Talky (HT).
Namun, saat ia melakukan panggilan, tidak ada personel yang bertugas saat itu menjawab.
Pemanggilan itu dilakukan setelah ia mengetahui ada anggota bernama Bripka AT tidak melaksanakan piket.
"Terkait kejadian semalam, yang mana 04.00 WIB, saya cek personil tidak di tempat, yang mana atas nama Bripka AT yang tidak melaksanakan tugas."
"Kemudian saya mengecek, dan seharusnya tugas itu bukan cuma saya, tapi rekan-rekan saya semuanya," ungkapnya.
Setelah itu, Reinhard melakukan panggilan kepada personel lain yang saat itu bertugas.
Namun, saat melakukan panggilan melalui HT, tidak ada personel yang menjawab panggilannya.
"Setelah berkumpul semuanya, saya sampaikan saya panggil kalian 03.00 WIB (HT)."
"Namun, enggak ada yang jawab, jam 04.00 WIB, saya panggil lagi enggak ada yang jawab," terangnya.
Kapolres Dairi itu kemudian melakukan apel pergantian petugas pikat dan membariskan para personel yang tidak ia panggil melalui HT.
Reinhard berdalih, apa yang dilakukannya merupakan tindakan pendisiplinan kepada personelnya.
"Saya apelkan mereka, lalu saya tanya kenapa tidak ada yang menjawab. Jangan sampai terjadi seperti yang kemarin."
"Jam 04.00 WIB saya bunyikan lonceng, ternyata satu orang hilang, kalau yang hilang tersebut kemana-mana, gimana?
"Siapa yang mau tanggung jawab, makanya saya mengambil tindakan disiplin," bebernya.
2. Bantah lakukan penganiayaan
Ia pun membantah melakukan pemukulan di bagian badan anggotanya saat melakukan pendisiplinan.
"Tindakan disiplin saya tidak ada hubungan ke badan, ada gak di sini yang menyaksikan?"
"Ada gak saya memukul di bagian badan? Jujur jujur aja kita," tanya Reinhard kepada anggotanya.
"Siap, tidak ada komandan," terangnya.
Reinhard juga membantah menganiaya anggotanya di ruang Propam.
Baca juga: Sempat Membantah, Kapolres Dairi Akui Aniaya 2 Personel karena Panggilannya Tak Dijawab
Menurutnya, saat itu, ia berbicara baik-baik kepada personelnya untuk tidak melawan perintah.
"Katanya di ruangan Provost dipukuli, enggak ada. Saya bilang sama dia, kalau kau sudah melanggar perintah saya, internal saya," paparnya.
3. Kini minta maaf
Sempat membantah, kini Kapolres Dairi menyampaikan permohonan maaf atas kasus dugaan penganiayaan yang dilakukannya.
"Saya meminta maaf atas kejadian tersebut dan berjanji tidak akan mengulangi kembali," ujarnya, Rabu (30/8/2023).
4. Akan bertanggung jawab
Dikatakan Reinhard, setelah insiden itu, ia mengikuti zoom meeting yang dipimpin oleh Kapolda Sumatra Utara (Sumut), Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi.
Ia baru mengetahui tentang kondisi kedua personelnya setelah selesai mengikuti zoom meeting.
Atas kejadian itu, Reinhard merasa bertanggungjawab dan telah mengunjungi dua personel tersebut.
"Untuk itu saya merasa bertanggungjawab dan sebagai bentuk permohonan maafnya, saya juga telah mengunjungi kedua personel ke RSUD Sidikalang," ungkapnya.
Diperiksa Propam
Atas kejadian tersebut, Kapolres Dairi diperiksa Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian (Bid Propam) Polda Sumut.
"Diperiksa Kapolresnya, sedang didalami Kapolresnya (di Propam Polda Sumut)."
"Baru Kapolres aja (saksi lain belum ada)," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, Senin, dikutip dari Kompas.com.
Kronologi kejadian versi anggota intel
Dilansir Tribun-Medan.com, Bripka David menceritakan kronologi kejadian pemukulan yang dialaminya.
Ia menjelaskan, kejadian bermula saat dirinya dan personil lain mendadak dibariskan Kapolres Dairi sekira pukul 05.00 WIB.
"Pas lagi kebersihan, dikumpulkan Kapolres Dairi, jadi tiba-tiba memanggil personil Aipda Beni Marbun," ujarnya.
Setelah memanggil Aipda Beni Marbun, Kapolres Dairi mulai menampari anggotanya tersebut.
Tamparan itu kemudian berlanjut ke anggota lain.
Baca juga: Diduga Aniaya 2 Anak Buahnya, Kapolres Dairi: Saya Minta Maaf dan Berjanji Tidak Akan Mengulangi
Saat tiba giliran Bripka David ditampar, ia pun menanyakan kenapa dirinya ikut dipukul.
"Pas giliran setelah saya ditampar, saya tanya 'apa salah kami komandan'."
"Lalu Pak Nainggolan tidak terima dan langsung mau memukul saya," ungkap Bripka David.
Setelah itu, Bripka David kemudian dibawa ke ruangan Propam untuk diamankan sementara.
Kapolres Dairi lantas mendatangi ruangan Propam dan menganiaya Bripka David.
Akibat kejadian itu, Bripka David yang sedang menderita sakit saraf kejepit langsung drop dan dilarikan ke RSUD Sidikalang.
"Saya dijambak, kepala saya di kening dipukuli, lalu pipi saya ditampar dua kali di kiri dan di kanan," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Tribun-Medan.com/Alvi Syahrin Najib Suwitra, Kompas.com/Dewantoro)