TRIBUNNEWS.COM - Sebuah sumur di masjid Pusaka Baiturrahmah, Desa Dermayu, Kecamatan Sindang, Indramayu, jawa Barat selalu ramau didatangi masyarakat setiap Jumat.
Para warga setelah melaksanakan salat Jumat, berbondong-bondong datang ke sumur tersebut sambil membawa bantu ganti.
Mereka yang berasal dari berbagai daerah datang lalu mandi di depan sumur dengan menyiramkan air ke badan menggunakan ember.
Beberapa warga juga membawa ember dan galon, dengan maksud membawa pulang air sumur.
Masyarakat setempat menyebut sumur itu dengan nama "sumur pengantin".
Menurut pantauan Tribuncirebon.com, mayoritas warga yang mandi di sana adalah kaum perempuan.
Baca juga: Ini Perjalanan Wisata untuk Nikmati Keragaman Budaya dan Keindahan Alam Nusantara
Meski demikian, sejumlah laki-laki dan anak-anak juga ada yang ikut mandi di depan sumur.
"Supaya dapat berkah," ujar salah seorang warga, Sela (45), warga Kecamatan Sindang.
Sekretaris DKM Pusaka Baiturrahmah, Fuad Kamus, mengatakan, berkah yang dimaksud warga adalah barokah dari sisi rezeki, ilmu, nasib, bahkan jodoh.
Nama "sumur pengantin" sendiri adalah pemberian dari warga.
Konon pada zaman dahulu ada warga yang sulit mendapatkan jodoh.
Setelah mendapat saran dari sesepuh kampung, ia diminta mandi di sumur tersebut.
Tidak lama kemudian, warga itu akhirnya mendapatkan jodoh.
"Berdoa atau memintanya tetap ke Allah, tapi mungkin jalannya lewat sumur tersebut," ujar dia.
Fuad mengatakan, mandi di "sumur pengantin" Masjid Pusaka Baiturrahmah sudah menjadi tradisi masyarakat Indramayu.
Dari berbagai daerah di Indramayu, masyarakat yang sengaja datang mandi ke sumur.
Terutama pada saat hari besar Islam dan malam Jumat Kliwon.
"Kayak malam Jumat Kliwon kemarin, itu penuh. Dari malam Jumat sampai ke Jumat paginya," ujar dia.
Ratusan Tahun Tak Pernah Kering
Usia "sumur pengantin" pengantin tersebut dipercaya telah ratusan tahun.
Sumur itu dianggap keramat dan diyakini bisa memberikan berkah bagi siapa yang mandi menggunakan airnya.
Keberadaan sumur ini pun sudah ada sejak awal terbentuknya Kabupaten Indramayu, seiring dengan keberadaan masjid.
Saat itu masjid tersebut masih bernama Masjid Dermayu.
Di sanalah dahulunya awal mula pusat pemerintahan Kabupaten Indramayu berawal hingga akhirnya Belanda mulai menguasai wilayah Indramayu.
Pusat pemerintahan pun dipindah ke lokasi Pendopo Bupati yang ada saat ini, pada tahun 1870 Masehi.
Ajaibnya, sejak zaman dahulu hingga sekarang sumur keramat di Masjid Pusaka Baiturrahmah tidak pernah kering.
Musim kemarau panjang yang melanda wilayah Indramayu pada tahun ini pun tidak memengaruhi volume air di sumur tersebut.
"Iya, ajaibnya sumur ini memang tak pernah kering," ujar Sekretaris DKM Pusaka Baiturrahmah, Fuad Kamus, kepada Tribuncirebon.com, Jumat (29/9/2023).
Fuad mengatakan, ada banyak warga dari berbagai wilayah Indramayu mengambil air dari sumur ini untuk mandi.
Seberapa pun banyaknya warga yang datang, volume air tidak pernah berkurang.
Di musim kemarau saat ini pun, airnya sangat jernih.
Ketika air dibasuhkan ke wajah, rasanya pun sangat segar.
Padahal, di sisi lain, sejumlah wilayah di Indramayu saat ini tengah dilanda kekeringan, sawah-sawah warga banyak yang retak, hingga membuat sumur-sumur bor warga tak keluar air.
Pemkab Indramayu bahkan sampai menggelar pasukan penanggulangan bencana kekeringan.
"Tapi di sini, airnya justru melimpah terus," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Melihat Ritual Mandi dan Mencari Berkah di "Sumur Pengantin" Masjid Pusaka Baiturrahmah Indramayu
dan Ajaib! Ratusan Tahun Sumur Pengantin di Masjid Pusaka Baiturrahmah Indramayu Tak Pernah Kering