Kategori Baik sendiri memiliki rentang 1-50, lalu kategori Sedang memiliki rentang 51-100.
Mengutip TribunJambi.id, hingga Minggu masih terdeteksi adanya sebaran asap dari Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi memprakirakan, munculnya sebaran partikulat akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bertahan hingga 3 Oktober 2023.
Baca juga: Palembang Diselimuti Kabut Asap, Erick Thohir Sebut Venue Timnas Indonesia vs Brunei Bisa Diganti
“Kita ikuti imbauan atau Surat Edaran Gubernur Jambi tentang antisipasi kualitas udara yang memburuk,” ujar Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Sulta Thaha, Ibu Sulistyono.
Ia juga mengatakan, kabut asap membuat jarak pandan makin menurun dan kualitas udara juga menurun.
“Iya tadi sempat sentuh 700 meter dengan kategori Sangat Tidak Sehat,” pungkasnya.
Ribuan Warga Jambi Terkena ISPA
Diwartakan sebelumnya, kualitas udara Tidak Sehat di Jambi membuat banyak warga menderita infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.
Hal tersebut diungkapkan oleh Hendra Saputra, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfo Kota Jambi.
Ia mengatakan, kasus ISPA di Kota Jambi sangat tinggi.
"Kasus ISPA sangat tinggi. Setiap orang berobat ke fasilitas layanan kesehatan dicatat," ujarnya seperti yang diwartakan Kompas.com.
Kualitas udara, kata Hendra pun sudah dalam kategori tak sehat.
Hal tersebut diperburuk dari adanya kabut asap dari Karhutla yang terjadi di Sumatera Selatan.
Terlebih, di Jambi sendiri Karhutla masih terjadi.