TRIBUNNEWS.COM - Beredar sebuah video yang menunjukkan seorang siswa SMA menantang gurunya berkelahi.
Diketahui, video tersebut diambil di sebuah sekolah di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
Dalam video tersebut, terlihat siswa yang membuka baju dan mengajak gurunya berkelahi di luar sekolah.
Setelah video tersebut beredar di berbagai media sosial, dua belah pihak ternyata sudah dimediasi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolsek Dusun Selatan, Ipda H Tonie.
Ia mengatakan, pihak Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Barito Selatan juga sempat melakukan penyelidikan soal video yang viral di media sosial tersebut.
Baca juga: Kata KPAI soal Siswa di Demak yang Bacok Gurunya: Pemda Perlu Pastikan Pelaku Dapat Bantuan Hukum
“Kasus tersebut sudah kita tangani dan kita mediasikan atau problem solving,” ujar Kapolsek Dusun Selatan.
Mengutip TribunKalteng.com, dalam mediasi tersebut, pihak kepolisian memanggil siswa serta orang tuanya dan pihak sekolah untuk dimintai keterangan.
Pihaknya juga menyayangkan karena hal tersebut terjadi di lingkungan sekolah.
Terlebih, di lingkungan sekolah ada aturan yang harus ditaati.
Tonie mengungkapkan, keputusan soal nasib siswa tersebut tergantung dari pihak sekolah.
“Kita hanya melakukan mediasi antar kedua belah pihak, karna hal tersebut berada di lingkungan sekolah, maka segala keputusan kita serahkan ke pihak sekolah,” tutup Ipda H Tonie.
Siswa Bacok Guru di Demak
Beberapa waktu lalu, aksi siswa melawan guru juga terjadi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Akhir September 2023 lalu, seorang guru Madrasah di Kecamatan kebonagung, Kabupaten Demak, dibacok oleh siswanya sendiri saat pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS).
Mengutip TribunJateng.com, korban yang bernama Fathkur saat itu sedang mengawasi PTN.
Lalu, tiba-tiba ada siswa kelas XII berinisial R (17) dan mendatangi korban lalu membacoknya.
Baca juga: Kasus Pembacokan Guru di Demak Sudah Direncanakan, Pelaku Kesal Tak Boleh Ikut Ujian Sekolah
Kasatreskrim Polres Demak, AKP Winardi, telah mengonfirmasi kejadian ini.
"Kejadian pembacokan ini memang benar adanya," ujar Winardi.
Pelaku pun lantas kabur usai melakukan aksinya.
Sehari kemudian pelaku berhasil diamankan pihak kepolisian.
Setelah dimintai keterangan, motif dari pembacokan tersebut karena pelaku sakit hati karena dilarang ikut PTS.
Pelaku dilarang ikut PTS lantaran belum mengumpulkan tugas sebagai syarat mengikuti ujian.
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunKalteng.com, Pangkan B)(TribunJateng.com)