"Saat aniaya kami mereka sempat bilang, kami dari Batalyon Silimo Kodap XVI," kata dia.
Gagal Panen Bukan Kelaparan
Terkait isu kelaparan yang melanda Distrik Amuma, Angganita menjelaskan, setelah mendengar cerita dan memeriksa kesehatan warga setempat, ia berani menyatakan informasi tersebut tidak benar.
"Memang tidak ada kelaparan cuma masyarakat gagal panen, dalam arti ketika mereka sibuk dengan kelapa hutan, jadi mereka tidak berkebun. Jadi kematian bukan karena kelaparan," tuturnya.
Hal yang sama sempat disampaikan para pelaku penganiayaan yang mempertanyakan maksud pemerintah mengirim bantuan bahan makanan ke Amuma.
"Bantuan ada di sana (Amuma) tapi yang antar bantuan ini tidak ada penjelasan kepada mereka, yang kemarin serang itu sempat ngomong, kami di sini tidak ada kelaparan, bantuan ini buat apa," ungkapnya.
Bupati Yahukimo Didimus Yahuli mengaku sangat kecewa dengan kejadian penganiayaan yang menimpa para nakes karena tujuan mereka ke Amuma sangat mulia.
Menurut dia yang sudah turun langsung ke Amuma, masyarakat setempat tidak mengenal para pelaku penganiayaan.
"Saya mengutuk perbuatan keji ini, tadi saya sudah turun langsung Amuma dan pastikan langsung pelakunya bukan masyarakat Amuma," tegasnya.
Ia pun memastikan bahwa bencana kelaparan di Amuma tidak pernah ada.
"Saya sudah injakkan kaki di Amuma dan sudah melihat keadaan di sini, pada umumnya keadaan di Amuma baik," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Lima Tenaga Kesehatan Kemenkes Dianiaya KKB di Amuma Yahukimo Papua Pegunungan, Ini Identitas Korban