TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS - Kabupaten Ciamis punya destinasi wisata unik dan menarik. Di destinasi ini, hampir semua warganya melakukan budidaya lebah madu. Maka tak salah jika desa ini dijuluki Kampung Madu.
Kampung Madu Di Desa Banjaranyar
Kampung Madu ini tepatnya berada di Desa Banjaranyar, Kecamatan Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Dari pusat kota Ciamis, jaraknya sekitar 1,5 jam dengan menggunakan kendaraan pribadi. Akses menuju kampung ini pun didominasi tanjakan lantaran berada di daerah perbukitan.
Di lokasi ini banyak jenis lebah lokal yang dibudidayakan masyarakat. Sedikitnya ada 10 spesies lebah yakni, lebah trigona, itama atau teuweul, leviset, lebah hutan atau Odeng, lebah matahari, nyiruan dan berbagai jenis lainnya yang belum diketahui.
Rindukan Akses Ekspor Madu Ke Luar Negeri
Walau sudah cukup terkenal, namun para petani madu di desa ini masih merindukan akses yang memadai guna bisa mengekspor hasil madunya ke luar negeri.
Hal ini terungkap saat kunjungan Co Chair W20 Bidang UKM, Farahdibha Tenrilemba di Kampung Madu Banjaranyar, Ciamis, Kamis (2/10).
"Kalau saya boleh tarik kesimpulan dari pertemuan saya dengan mereka di lokasi, harga jual madu mereka masih murah, sementara demand nggak bertambah. Mereka berharap bisa ekspor madu mereka ke pasar luar negeri," ungkap wanita yang akrab disapa Teh Farah ini.
Produksi Sudah Didukung Pemerintah Provinsi
Dikatakannya, berdasarkan dialognya bersama Ketua Petani Madu Banjaranyar, madu yang mereka produksi sudah didukung pemerintah provinsi dan pihak swasta, tetapi ketika sudah berkembang, harganya menjadi lebih murah, sementara demand-nya turun sehingga harus mencari pembeli-pembeli baru.
"Saya bilang, ya berarti harus siap dong dengan produksi yang lebih banyak lagi. Dan di jawab oleh mereka, kami siap tetapi berarti harus dibantu fasilitasi mendapatkan pembeli-pembeli, kemudian bagaimana cara distribusi yang jauh lebih besar hingga akhirnya bisa ekspor," lanjut caleg Partai Nasdem Dapil X Jabar ini.
Hasil madu di Kampung Madu ini sebenarnya juga sudah pernah di cek di laboratorium agar tahu khasiat dan nutrisinya apa saja serta telah mempunyai label halal.
"Mereka sudah ada semua itu, sekarang tinggal dibantu pendampingan saja. Dan kami siap memberikan pendampingan bagi mereka," pungkas Teh Farah.