News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

6 Anak SD di Banten Lukai Tangannya Sendiri gara-gara Ikuti Tren di TikTok, Komnas PA Turun Tangan

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi anak SD. Berikut informasi soal tren TikTok lukai tangan di Kabupaten Serang, Banten. Komnas Perlindungan Anak (PA) turun tangan.

Kode tersebut dibuat memakai silet dan pecahan kaca untuk melukai tangan.

"Jaman dulu kode kode itu cukup meresahkan," kata Akyun.

Terakhir Komnas PA Kabupaten Banten meminta orang tua turun pengawasi anak-anaknya.

Menurut Akyun ada indikasi masalah psikis anak yang nekat melukai tangannya sendiri.

"Itu pengawasan orang tua penting, ketika ada perilaku anak yang tidak biasa segera direspons lakukan pendekatan," pungkasnya.

Baca juga: Alasan Tersangka Pelecehan 17 Anak di Jambi Sayat Tangan Sendiri, Keluarga Bantah Ada Penyimpangan

870 siswa sayat tangan di Magetan

Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Jawa Timur melaporkan ada 870 siswa dari tingkat SMP dan SMA yang melakukan tren sayat tangan.

Motif siswa melukai dirinya karena mengikuti tren dari teman-temannya hingga karena ada masalah pribadi.

"(ada) Permasalahan dengan keluarga yang tidak harmonis atau permasalahan dengan pacar mereka, tapi yang paling banyak adalah karena ikut-ikutan temannya melakukan hal tersebut," kata Kepala Dinkes Kabupaten Magetan Rohmad Hidayat, dikutip dari Kompas.com.

Pemkab Kabupaten Magetan sudah menyiapkan langkah untuk mengatasi tren tersebut.

Sudah ada RSUD Sayidiman Magetan yang disiap guna melakukan pendampingan psikologis.

Direktur Utama RSUD Sayidiman Magetan Rohmat Santosa menjelaskan, ada dua tenaga ahli yang akan membantu siswa-siswa tersebut.

Baca juga: Ikuti Tren TikTok, 11 Siswa SD di Situbondo Sayat Tangan Sendiri

“Ada 2 psikolog yang kita siapkan untuk menangani siswa yang memiliki unsur psikologi dalam penanganan siswa menyayat lengan tangan mereka."

"Untuk fasilitas pelayanan sudah siap, tapi pasien dari kasus tersebut sampai saat ini belum ada yang masuk,” katanya.

Sementara itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan masih melakukan maping terhadap siswa yang ikuti tren sayat tangan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini