"Kondisinya, sangat menghkawatirkan karena terlihat banyak luka di sekujur tubuhnya."
"Dia (A) sempat mengaku di telapak kaki dan tangannya disiram dengan menggunakan air panas oleh ayah kandungnya," bebernya.
Titin menerangkan AI punya saudara kembar, namun orang tua korban hanya melakukan penganiayaan ke AI.
Awalnya, AI tinggal bersama neneknya, namun setelah sang nenek meninggal, AI kembali dirawat orang tua.
"Kan anaknya ada yang kembar, keduanya memiliki berkebutuhan khusus."
"Kalau yang kembar diperlakukan sangat baik dan diurus. Kalau A sering kali dilakukan tidak wajar oleh orang tuanya, alasannya karena A dinilai nakal dan tidak nurut atau tidak patuh," tandasnya.
Baca juga: Cemburu, Suami di Cirebon Bakar Rumah dan Aniaya Istrinya
Tidak hanya dianiaya, korban juga terpaksa memakan pecahan tembok dan dedaunan lantaran tidak diberi makan orang tuanya.
"Dan ini dibuktikan ada pecahan tembok dari kotoran korban. Hasil rontgen RSUD, mungkin A ini sempat makan bebatuan."
"Ini memang, sesuai yang disampaikan RT setempat di kampungnya, korban sempat terlihat makan dedaunan yang mungkin karena kelaparan," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kapolres Banjar Komitmen Kawal Proses Hukum Kasus Kekerasan Terhadap Anak yang Dilakukan Orang Tua
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Padna)