Lalu, pada hari Kamis, tanggal 23 November 2023, pukul 06.00 Wita kata Adi, pesien meminta untuk makan dan minum.
"Pasien makan nasi dan minum 2 gelas air. Selesai makan dia mulai gelisah, terus berteriak, seluruh badan berkeringat dan pasien seperti ketakutan," tuturnya.
Pukul 11.20 Wita, petugas yang menjaga tidak mendengar suara teriakan YB.
"Petugas hendak memastikan dan ingin mengecek. Namun pasien sudah tidak merespon. Petugas kemudian melakukan pemeriksaan nadi dan dilakukan rekam jantung. Jantung dinyatakan berhenti pada pukul 11.24 Wita," tandasnya.
"Kesimpulan tim TRC adalah jika dilihat dari gejala yang muncul dan masa inkubasi yang ada maka YB mengalami gejala khas rabies yang mana mulai muncul gejala awal di minggu ke 23 pasca gigitan dan meninggal setelah 5 hari mengalami gejala khas rabies," pungkasnya.
Dua Kasus Rabies Sebelumnya
Kasus korban meninggal akibat digigit anjing rabies di NTT sebelumnya menimpa dua orang, AO dan YS pada awal November lalu.
AO (62) meninggal dunia, Selasa (7/11/2023) sekira pukul 21.30 Wita.
AO adalah pasien rabies yang dirawat di RSUD Kefamenanu.
Sebelumnya di hari yang sama, Selasa (7/11/2023) sekitar pukul 03.30 Wita, pria berinisial YS (43) meninggal dunia setelah kabur saat dirawat di Puskesmas.
Diketahui, pasien AO sebelumnya digigit anjing liar pada 2 bulan yang lalu.
Belakangan dia dinyatakan positif rabies.
Pasien kemudian dirawat oleh tenaga medis di RSUD Kefamenanu.
Sementara itu setelah menyerang korban, anjing rabies tersebut mati.
Kepala Dinas Kesehatan Timor Tengah Utara, Robertus Tjeunfin menjelaskan pasien tersebut tidak mengonsumsi obat secara teratur pasca diserang anjing.