News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata di Papua

4 Kasus Penyerangan dan Teror KKB terhadap Pekerja Proyek Puskesmas di Papua, Total 4 Korban Tewas

Penulis: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) berulah jelang HUT RI, lakukan pembakaran rumah warga dan tower di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Selasa (15/8/2023)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang akhir tahun 2023, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) lagi-lagi menyerang para pekerja proyek pembangunan puskesmas di wilayah Papua.

Kali ini penyerangan dilakukan terhadap 5 pekerja proyek pembangunan puskesmas di Distrik Beoga, Papua Tengah.

Akibatnya 3 pekerja tewas, sementara dua pekerja lainnya berhasil selamat.

Mereka yang selamat kini dalam perlindungan warga setempat.

Baca juga: Bharada Bonifasius yang Gugur Ditembak KKB Tulang Punggung Keluarga, Biayai Pendidikan 3 Adiknya

Penyerangan terhadap para pekerja proyek pembangunan puskesmas di Papua bukan kali pertama.

Tercatat sejak Januari hingga November 2023, dua kasus serupa pernah terjadi.

Catatan Tribunnews, total 4 pekerja proyek pembangunan puskesmas tewas akibat insiden ini.

Belum lagi korban terluka akibat tembakan maupun terkena panah.

Berikut tiga kasus penyerangan dan teror yang dilakukan KKB terhadap para pekerja proyek pembangunan puskesmas di Papua:

24 November 2023, 3 Pekerja Puskesmas Tewas

Terbaru, lima pekerja proyek pembangunan Puskesmas Beoga Barat di Kampung Jambul, Kabupaten Puncak, Papua Tengah diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Jumat (24/11/2023) sore.

Akibat penyerangan itu, tiga pekerja dilaporkan tewas.

Mereka adalah Satiman, Triyono dan Suyanto.

Sementara dua korban lainnya, Nurali dan Alfian berhasil selamat.

Ketiganya mendapatkan perlindungan dari warga setempat di dalam gereja.

Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan, penyerangan itu dilakukan oleh KKB pimpinan Aibon Kogoya.

Baca juga: Jenazah Bharada Bonifasius Korban KKB Diterbangkan ke Jakarta, Besok Menuju Kampung Halaman Bajawa

Kronologis Penyerangan

Irjen Mathius Fakhiri menuturkan, pembantaian pekerja bangunan Puskesmas Beoga Barat diketahui setelah seorang warga melapor ke Koramil setempat sekira pukul 16.30 WIT.

Saksi melaporkan adanya aksi penyerangan oleh KKB terhadap pekerja bangunan pada pukul 15.00 WIT.

Selanjutnya, Danramil 1717-03/Beoga beserta anggota Polsek Beoga dan prajurit Pos Beoga Satgas YR 300, dan Brimob Den A Kota Raja, menjemput warga yang mengevakuasi para korban.

"Sekira pukul 18.00 WIT, rombongan evakuasi korban penyerangan tiba di Puskesmas Beoga dengan membawa tiga jenazah dan dua korban selamat," ungkap Fakhiri.

Perusahaan Tak Indahkan Imbauan Polisi

Kapolda Papua menyayangkan sikap perusahaan yang masih mempekerjakan para korban.

Sebab sebelumnya pihak kepolisian melalui Kaposek Beoga sudah mengimbau untuk menghentikan aktivitas sementara pekerjaan tersebut lantaran adanya potensi gangguan dari KKB, menjelang 1 Desember 2023.

"Kapolsek sudah meminta pihak perusahaan untuk menarik para pekerja karena ada potensi gangguan keamanan, tetapi imbauan tersebut tidak dihiraukan," bebernya.

Fakhiri memastikan, personel Satgas Damai Cartenz akan segera terjun ke Beoga untuk memburu para pelaku.

Baca juga: KKB Ancam Lagi Tembak Pilot Susi Air, Pemerintah Diberi Waktu 2 Bulan Lakukan Negosiasi

19 Oktober 2023, 22 Pekerja Puskesmas di Puncak Diserang, Seorang Tewas

Kamis (19/10/2023) siang, KKB menyerang 22 buruh bangunan yang sedang mengerjakan pembangunan puskesmas di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Seorang korban ditemukan meninggal dunia, yakni Suprianus Otong (35).

Sementara tiga pekerja lainnya terkena panah.

Tiga orang terluka masing-masing bernama Elifas Sujata Tuna (29), Martinus (37), Erwin Barapadang (52).

"Telah terjadi penyerangan terhadap para pekerja pembangunan Puskesmas Kepala Air. 19 orang berhasil selamat, dua pekerja terkena panah dan satu meninggal dunia," ujar Kepala Operasi Damai Cartenz 2023 Kombes Faizal Ramadhani melalui keterangan tertulis diterima Tribun-Papua.com, Kamis malam.

Sejumlah pasukan TNI menyelusuri jalur tikus KKB usai kontak senjata dengan KSTP Yahukimo di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Kamis (14/9/2023). Pasukan TNI berhasil mengamankan sejumlah amunisi dan 5 jenasah anggota KKB. (Puspen TNI/HO/TRIBUNNEWS) (Puspen TNI/Puspen TNI)

Aksi brutal KKB diketahui setelah para pekerja yang selamat melarikan diri ke pos keamanan terdekat dan melaporkan kejadian tersebut.

"Pukul 13.00 WIT, kami dapat laporan dari para pekerja yang selamat. Mereka lapor ke Pos Kotis kami di Ilaga bahwa mereka telah diserang oleh KKB menggunakan senjata api, panah dan parang," kata Faizal.

Aparat keamanan gabungan mendatangi lokasi kejadian untuk mencari korban yang gagal melarikan diri.

"Pukul 15.00 WlT, kami kumpulkan personel Satgas Damai Cartenz, tim gabungan TNI-Polri untuk mendatangi TKP guna penyelamatan dua pekerja yang masih belum ditemukan," ungkapnya.

"Setelah pencarian, kami temukan satu orang pekerja telah meninggal dunia atas nama Oto dan satu orang berhasil kami temukan bersembunyi di semak-semak dalam kondisi selamat, namun terkena panah," sambung Faizal.

Semua korban dievakuasi ke RSUD Puncak, sedangkan 19 pekerja yang selamat dibawa ke Polres Punca untuk dimintai keterangan.

10 Februari 2023, 25 Warga Distrik Paro Dievakuasi

Sebelumnya sebanyak 25 warga Distrik Paro Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan dievakuasi ke Distrik Kenyam, Nduga, pada Jumat (10/2/2023).

Evakuasi tersebut karena puluhan warga tersebut ketakutan setelah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, mengancam 15 pekerja bangunan dan membakar pesawat Susi Air, pada Selasa (7/2/2023).

Proses evakuasi tersebut menggunakan 4 helikopter milik TNI-Polri.

"Saat kami melakukan evakuasi para pekerja pembangunan Puskesmas Distrik Paro, menemukan bahwa masyarakat turut mengamankan diri ke arah Kenyam," ujar Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani di Mimika, Jumat.

Menurut dia, kondisi warga yang hendak berjalan kaki ke Kenyam sangat memprihatinkan karena mereka tidak membawa bahan makanan.

Sementara jarak ke Distrik Kenyam cukup jauh dan biasanya warga Paro membutuhkan waktu hingga empat hari berjalan kaki ke Kenyam.

Karena kondisi tersebut, aparat keamanan memutuskan untuk mengevakuasi warga di sekitar Gunung Wea yang menjadi lokasi penjemputan 15 pekerja bangunan pada Rabu (8/2/2023) lalu.

"Jam 7 tadi kita dropping pasukan untuk melakukan evakuasi, jam 10 tadi rombongan pertama berjumlah 25 orang sudah sampai di Kenyam," kata Faizal.

Dari 25 warga yang telah dievakuasi, 13 di antaranya adalah anak-anak dan sisanya orang dewasa.

Namun terdapat seorang ibu yang dievakuasi dalam keadaan sakit dan kini sudah menjalani perawatan di Puskesmas Kenyam.

Menurut Faizal, proses evakuasi masih akan terus dilakukan hingga dipastikan sudah tidak ada warga Paro yang berada di perjalanan menuju Kenyam.

KKB Ancam Pekerja

Situasi keamanan di Distrik Paro menjadi tidak kondusif setelah KKB pimpinan Egianus Kogoya mengancam pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Paro pada Sabtu (4/2/2023).

Setelah itu, KKB membakar pesawat pilatus milik Susi Air di Lapangan Terbang Paro pada Selasa (7/2/2023) pagi.

Keberadaan pilot Philip Mark Merthens hingga kini belum diketahui.

Kemudian pada Rabu (8/2/2023), Satgas Ops Damai Cartenz mengevakuasi 15 pekerja bangunan yang sempat diancam Egianus Kogoya ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Akibat situasi tersebut, pada Kamis (9/2/2023) malam, Kapolres Nduga AKBP Rio Aleksander Penelewan mengungkapkan bahwa warga Distrik Paro berbondong-bondong mengamankan diri ke Distrik Kenyam dengan berjalan kaki.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyatakan, saat ini Kapten Philip ada di tangan Egianus Kogoya, tetapi lokasi persisnya belum dapat diketahui.

Sampai saat ini tim gabungan masih terus melakukan upaya pencarian pilot Susi Air Captain Philip Mark Merthens.

20 Februari 2023, 18 Pekerja Puskesmas & Warga di Distrik Yelenggo Dievakuasi

Sebanyak 18 warga di Kampung Alama Distrik Yelenggo, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (20/2/2023).

Mereka terdiri dari 10 pekerja Puskesmas serta 8 warga.

Evakuasi dilakukan karena warga merasa takut dengan teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang sebelumnya sempat berulah di Distrik Paro, Kabupaten Nduga.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa menyebut belasan warga sipil tersebut ingin menyelamatkan diri menyusul adanya kabar penyanderaan pilot Susi Air oleh KKB.

"Jadi dengan adanya kejadian di Distrik Paro kemudian mereka menyelamatkan diri karena ada informasi yang penyanderaan (pilot Susi Air-red) diterima," ujar Saleh Mustafa dalam jumpa pers di Timika, Senin (20/2/2023).

Atmin Gwijangge, salah satu warga yang dievakuasi, mengaku menerima kabar KKB hendak melancarkan teror di kampungnya.

Oleh karena itu, sejumlah warga Kampung Alama meminta pertolongan kepada pihak keamanan.

"Atas laporan tersebut kami TNI-Polri mengambil langkah penyelamatan mereka dan total yang kita evakuasi ada 18 orang," jelasnya.

Dievakuasi Gunakan Helikopter

Belasan warga tersebut dievakuasi ke Timika pada pukul 10.00 WIT.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, evakuasi menggunakan helikopter milik TNI.

"Evakuasi menggunakan helikopter Karakal TNI AU EC-725/HT-7201 yang dipiloti oleh Mayor Pnb Arif Khoirudin serta 6 personel yang dipimpin Dandrem 172/PWY Brigjen Juinta Omboh Sembiring," ujar Benny kepada wartawan di Jayapura, Senin (20/2/2023).

Helikopter mendarat di Helipad Lanud Bandara Mozes Kilangin Timika.

Selanjutnya, pekerja serta warga tersebut dibawa ke RSUD Mimika untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Nantinya akan dilakukan pengambilan data serta keterangan di Polres Mimika," ujarnya.

Sumber: (Tribun-Papua.com) (Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini