Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Juliana (48 tahun), yang berbagi kisah dengan perjuangan.
Diketahui, perempuan yang akrab dipanggil Yuli ini, memulai perjuangannya sendiri setelah sepeninggalan almarhum suaminya sejak tahun 2011 silam. Hingga putrinya mampu memasuki jenjang perguruan tinggi, semua berkat jerih payahnya.
Berbagai usaha ia tekuni demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, 6 tahun yang lalu, pernikahan Yuli selanjutnya nyatanya meninggalkan trauma yang cukup besar bagi dirinya dan buah hatinya.
“Mungkin namanya juga orang sudah tidak ada akal, jadi pada saat itu sudah kesekian kali dia melakukan kekerasan bahkan ke anak saya juga,” kata Yuli, Sabtu (25/11/2023).
Dikenal dengan berbagai julukan, Serambi Mekkah adalah salah satu julukan Aceh. Hal ini dikarenakan kentalnya syariat Islam dengan budaya Islam di kota ini.
Berada di lingkungan yang seperti itu, cukup lazim jika isu KDRT dan perceraian masih dianggap tabu. Yuli sendiri sering mendapatkan saran dari sekelilingnya untuk bertahan dalam ikaatan pernikahannya.
Namun dirinya memilih untuk berjuang atas hak-haknya.
“Anak menurut saya adalah nomor satu, hal itu yang semakin mendorong saya untuk mengakhiri ini semua. Saya kemudian dibantu juga oleh teman-teman untuk mengadukan tindak KDRT ini ke TP2A,” ungkap Yuli.
Setelah melalui prosedur pengaduan, pelaku ditindaklanjuti hingga sampai ke proses penahanan.
Di samping ojol, Yuli memiliki usaha sampingan yakni berdagang jamu kesehatan dan jasa terapi atau pijat.
Masih dalam produksi yang kecil, modal usaha ini ia dapatkan dari Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar sejak 4 tahun lalu.
Menteri Bintang pun melihat sosok Yuli yang berani melawan stigma demi hak-haknya sebagai perempuan. Yakni, banting tulang demi keluarga.
Di mana, momen pertemuan Menteri Bintang dan Yuli terjadi saat giat Roadshow Peringatan Hari Ibu ke-95 di Gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA).