TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan seekor buaya menerkam bocah 10 tahun hingga tewas viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah di akun instagram @indoflashlight, Minggu (27/11/2023) lalu memperlihatkan seorang wanita diduga pawang buaya tengah berusaha memanggil hewan predator itu.
Tak lama kemudian, buaya berukuran besar itu muncul di permukaan air.
Pawang tersebut terlihat melambaikan tangan agar buaya itu mendekat kepadanya.
Tak berselang lama, buaya itu kemudian tak terlihat.
Warga dan Tim SAR (Search and Rescue) kemudian berusaha mencari buaya tersebut dengan berbagai alat yang telah dipersiapkan.
Baca juga: Siswa SMP di Karanganyar Meninggal setelah Latihan Silat dan Voli, Disebut Bukan Kegiatan Sekolah
Namun, lagi-lagi buaya tersebut kembali masuk ke air.
“Tim gabungan WRU BKSDA, Polair Polres Kobar, PMI dan lainnya sudah ada di lokasi kejadian untuk mengambil jasad korban. Pawang buaya juga didatangkan untuk memastikan buaya cepat keluar sesuai adat disana,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Pertistiwa tersebut terjadi di Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada Sabtu (25/11/2023) sekitar pukul 10.15 WIB.
Diketahui, bocah 10 tahun yang diterkam buaya itu berinisial H (10).
Keluarga korban, Irjanur mengatakan H mulanya dikabarkan hilang saat mandi di sungai.
H kemudian tengelam dibawa predator ganas diperbatasan RT 7 dan RT 8 Mendawai Seberang Kotawaringin Barat.
Sebelum meninggal diterkam buaya, H disebut sempat meminta tolong.
"H sempat meminta tolong, namun ketika temannya mau menolong Habil sudah tenggelam," ungkap Irjanur, Minggu (26/11/2023), dikutip dari TribunKalteng.com.
Buaya yang Terkam H Ditemukan
Dwi Agus Suhartono, Kabid Pemadaman, Penyelamatan, dan Sarana Prasarana Damkar Kobar mengatakan buaya yang menerkam H itu sempat terlihat membawa jenazah bocah 10 tahun tersebut di mulutnya.
Setelah hampir 1 (satu) jam potensi SAR yang terdiri dari Damkar Kobar, Satpolairud Polres Kobar, BPBD Kobar, Basarnas Kobar dan Balakar Huma Singgah Itah Kelurahan Mendawai, berkumpul di lokasi kejadian.
"Sekira pukul 13.52 WIB buaya ini sempat muncul kembali ke permukaan dengan membawa jenazah terduga korban" ujar Dwi, Minggu (27/11/2023).
Sekira pukul 15.14 WIB buaya berhasil ditangkap warga kemudian membelah perut predator tersebut, karena buaya itu disebut-sebut yang menerkam korban.
Namun,bocah 10 tahun itu tak ditemukan di perut buaya tersbeut.
"Namun tidak ditemukan jenazah korban setelah perut buaya tersebut dibelah," kata Dwi.
Sekira hampir delapan jam akhirnya jenazah korban ditemukan pada pukul 20.45 WIB tidak jauh dari lokasi kejadian.
Jenazah korban serangan buaya tersebut langsung dibawa kerumah duka untuk dipemulasaraan dan dikebumikan.
Pemerhati Satwa Buka Suara
Seorang pemerhati satwa menungkapkan, ada beberapa faktor yang kemungkinan hingga Buaya Senyulong tersebut hingga memangsa H.
Dendi Setiadi, Kepala BKSDA SKW II Pangkalan Bun mengatakan sebagian masyarakat di Sekitar Sungai Arut percaya buaya adalah bagian dari leluhur mereka dan sudah hidup berdampingan sejak dulu, namun belakangan buaya tersebut lebih agresif hingga menyerang manusia.
Sementara itu, seorang Pemerhati Satwa, Budi Suriansyah, mengatakan jenis buaya yang menyerang H adalah Senyulong (Tomistoma Schlegelii).
"Selama ini buaya jenis itu memang tidak pernah menyerang warga di lingkungan padat penduduk," ujar Budi melalui pesan whatsapp, Minggu (26/11/2023), dikutip dari Tribunkalteng.com.
Terkait alasan jenazah H masih utuh di mulut buaya tersebut yakni lantaran sang predator tersebut tak langsung memakan mangsa yang didapatkan.
Budi menambahkan buaya biasanya membawa mangsanya ke tempat aman untuk dicabik-cabik atau dibiarkan membusuk.
"Kadang saat disambar langsung dicabik untuk melumpuhkan mangsanya," tambah Budi.
Meski begitu, ia merasa aneh terkait kasus H yang diterkam buaya berjenis Senyulong itu.
Sebab, buaya Senyulong biasanya memakan ikan.
Ketika sudah dewasa, Buaya Senyulong memangsa primata seperti bekantan, monyet ekor panjang, dan primata kecil lainnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan ada beberapa faktor mengapa buaya bisa menyerang manusia.
"Saya juga merasa aneh, Buaya Senyulong menyerang manusia amat langka terjadi, mungkin itu pilihan terakhir," ucap Budi.
"Buaya bisa menyerang manusia biasanya karena kebutuhan pakan, merasa terusik atau terancam, teritorialnya terganggu dan tidak memiliki habitat yang aman bagi buaya tersebut," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunKalteng.com dengan judul Sebelum Diterkam Buaya di Sungai Arut Kobar, Korban Sempat Teriak Minta Tolong Pada Temannya dan Buaya Senyulong Tak Biasanya Serang Manusia, Pemerhati Satwa Ungkap Alasan Predator Memangsa Bocah
(Tribunnews.com/Linda) (TribunKalteng.com/Ahmad Supriandi)