Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Andi Suardi mengatakan erupsi Gunung Anak Krakatau tidak ada hubungannya dengan ring of fire (cincin api).
"Tidak ada hubungannya, memang dalam ring of fire tapi setiap gunung api punya dapur magma masing-masing," kata Andi, Kamis (7/12/2023).
"Mungkin di tahun ini beberapa gunung api tersebut sudah ada yang mengeluarkan energinya (erupsi)," sambungnya.
Ia pun membantah fenomena gunung api lainnya di Indonesia yang aktif karena saling terkait dan itu juga berdampak ke Gunung Anak Krakatau seperti saat ini Gunung Marapi di Sumatera Barat yang sedang erupsi.
Baca juga: Mengenal Gunung Marapi, Gunung Api Aktif di Sumatra Barat, Erupsi pada Awal Desember 2023
"Ya itu keterangannya diatas, contohnya kalau ada hubungan langsung seharusnya gunung api yang lebih dekat dengan Gunung Marapi mungkin ikut erupsi sedangkan Marapi dan Gunung Anak Krakatau kan jauh," jelasnya.
Ia jelaskan untuk saat ini Gunung Anak Krakatau (GAK) di Lampung Selatan mengalami 4 kali erupsi, Kamis (7/12/2023).
Selama erupsi tersebut Gunung Anak Krakatau di Lampung Selatan melontarkan material vulkanik hingga ketinggian mencapai 1.200 meter yang terjadi pukul 12.15 WIB.
Menurut Andi Suardi saat ini GAK masih terus mengalami erupsi.
"Erupsi pertama pukul 05.52 WIB, lalu pukul 06.00 WIB, pukul 10.12 WIB dan pukul 12.15 WIB," kata Andi.
Lebih lanjut Andi menjelaskan erupsi yang tercatat yakni yang memiliki ketinggi kolom abu lebih dari 500 meter sedangkan erupsi terbanyak pada (27/11/2023) sebanyak 60 kali.
Tinggi kolom abu yang keluar dari kawah mencapati titik tertinggi yakni 2.000 meter pada (28/11/2023) sekitar pukul 00.00 WIB.
Sepekan terakhir 26-3 Desember, GAK telah mengalami 138 kali erupsi.
26 November 5 kali, 27 November 60 kali, 28 November 31 kali, 29 November 6 kali, 30 November 2 kali, 1 Desember 6 kali, 2 Desember 19 kali, dan kemarin 3 Desember 9 kali.
Saat ini, kata Andi, Gunung Anak Krakatau masih berstatus level III atau siaga.