TRIBUNNEWS.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi atas terjadinya kecelakaan maut di Tol Cipali yang melibatkan bus Handoyo di Interchange KM 72 Exit Tol Cikampek, Kabupaten Purwakarta.
Diketahui, kecelakaan tunggal yang melibatkan bus Handoyo di Tol Cipali KM 72 terjadi pada Jumat (15/12/2023) sore.
KNKT melakukan investigasi di lokasi kecelakaan pada Minggu (17/12/2023) pagi.
Selepas melakukan investigasi di sana, pihak KNKT memeriksa kendaraan bus Handoyo yang terlibat kecelakaan tunggal tersebut.
Baca juga: Jadi Tersangka Kecelakaan Bus di Tol Cipali, Sopir Bantah Ngebut, Akui Paham Kondisi Jalan
"Data yang diperoleh akan dianalisis untuk menyimpulkan dari penyebab kecelakaan tersebut," ucap Ketua tim investigasi kecelakaan PO Handoyo, Leksono, kepada wartawan di Mapolres Purwakarta, Minggu, dikutip dari TribunJabar.id.
Pemeriksaan dilakukan bersama pihak pabrikan bus PT Hino Motors untuk mengetahui kondisi kendaraan.
Pihak KNKT bersama tim dari Hino tengah mengumpulkan bahan-bahan hasil temuan, baik di tempat kejadian perkara (TKP) maupun dari hasil pemeriksaan bus.
Meski begitu, untuk mengetahui hasil dari investigasi dan analisis tersebut, Leksono menyebutkan pihaknya memerlukan waktu sekitar 11 bulan.
"Aturan kami paling lama itu sebelas bulan untuk dilaporkan ke pihak berwenang, tetapi kalau datanya sudah lengkap bisa lebih cepat," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, bus antarkota antarprovinsi (AKAP) PO Handoyo jurusan Yogyakarta-Bogor mengalami kecelakaan tunggal di ruas jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali).
Kecelakaan maut itu tepatnya terjadi di Interchange KM 72 Exit Tol Cikopo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat pada Jumat sore sekitar pukul 15.50 WIB.
Musibah tersebut mengakibatkan 12 orang meninggal dunia, dua luka berat, dan tujuh orang mengalami luka ringan.
Kondisi 2 Korban Luka Berat
Sementara itu, dua korban luka berat dalam insiden kecelakaan maut tersebut masih dirawat di Rumah Sakit Abdul Radjak, Kabupaten Purwakarta.
Kedua korban tersebut bernama Rahma Yesmina (19) warga Temanggung, Jawa Tengah dan Dinasty Aulia (16) warga Lebak, Banten.