Hal itu membuat ada 18.400 pelanggan yang terdampak.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) PDAM Solo, Bayu Tunggul mengatakan sudah ada permintaan droping air akibat insiden tersebut.
"Untuk permintaan droping air sudah ada, namun belum bisa kita lakukan. Karena sesuai dengan SOP, droping baru bisa dilakukan setelah operasional mati sampai 1X24 jam, berarti besok (hari ini) pagi. Kita tunggu saja. Karena dari pengalaman kejadian kemarin, kita mengehtikan operasional tidak sampai sehari, malam sudah bisa beroprasi," kata dia, Kamis (21/12/2023).
"Sehingga kita harap, untuk pejabat di Pintu air waduk cengklik bisa secara berkala membuka pintu air, sehingga limbah ini bisa hilang," tambahnya.
Diketahui, penghentian operasi IPA milik PDAM Solo tersebut lantaran sungai Bengawan Solo kembali tercemar limbah.
Bahkan pencemaran sungai Bengawan Solo telah terjadi sejak hari Rabu.
"Pertama terpantau di Semanggi, namun terus mengarih ke timur. Kita tunggu sampai dengan pagi, berharap kondisinya membaik. Namun ternyata sampai saat ini, kondisinya masih sama. Yakni berwana hitam pekat. Kemudian menimbulkan bau yang menyengat," ungkap Bayu.
Lebih lanjut, Bayu menjelaskan bahwa pencemaran bermula dari anak sungai Bengawan Solo yakni Kali Samin.
"Sumbernya juga sama, berasal dari aliran kali samin kemudian masuk atau bermuara ke Sungai Bengawan Solo," sambungnya.
PDAM Solo pun diakui Bayu telah berkomunikasi dengan dinas terkait tentang pencemaran di Sungai Bengawan Solo.
"Kemarin, kita mendapat informasi bahwa DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kabupaten Sukoharjo telah melakukan penyisiran kepada pelakun IKM disekitar Sungai Samin. Namun saya kira kemarin baru sebatas himbauan, belum ada sanksi. Kalau ada sanksi, pasti tidak ada kejadian seperti hari ini (kemarin)," imbuhnya.
Oleh karena itu, menurut Bayu jika dipaksakan untuk diolah tentu air yang dialirkan kepada pelanggan tidak sesuai dengan Peraturan Menetri Kesehatan (Permenkes) No. 492 No. 2010.
"Otomatis PH-nya berubah. Jadi dalam permenkes ini ada aspek fisika, kimia dan bakteri. Nah kondisinya saat ini yang berpengaruh adalah fisikanya. Dari aspek bau dan warnanya," jelas Bayu.
Sebagai informasi IPA jurug mampu memproduksi air 100 liter per detik, kemudian IPA Jebres mampu memproduksi 50 liter air per detik, sedangkan IPA Semanggi 80 liter per detik.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Krisis Air di Solo: Sungai Bengawan Tercemar, PDAM Hentikan Pasokan dan di TribunSolo.com dengan judul 3 Instalasi Pengolahan Air Berhenti Operasi Imbas Bengawan Solo Tercemar, 18.400 Pelanggan Terdampak