TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kota Surakarta, Jawa Tengah hentikan sementara produksi lantaran air Sungai Bengawan Solo tercemar limbah.
Limbah tersebut membuat warga air sungai menjadi gelap dan berbau tidak sedap.
Akibatnya, PDAM Kota Surakarta hentikan pengampilan air baku.
Hal tersebut disampaikan oleh Dirut PDAM Toya Wening, Agustan.
Ia menyatakan bahwa saat ini saluran air PDAM di beberapa wilayah terpaksa dihentikan akibat tercemarnya Sungai Bengawan.
"Saat ini air baku Sungai Bengawan Solo tidak dapat diolah, yang menyebabkan instalasi pengolahan air Jurug dan Jebres berhenti beroperasi," ujar Agustan, Kamis (21/12/2023).
Baca juga: Sungai Bengawan Solo Kembali Tercemar Limbah Ciu dari Bekonang Sukoharjo
Ia menambahkan bahwa wilayah yang saluran PDAM-nya dihentikan sementara meliputi Jagalan, Kampung Sewu, Petoran, Pucang Sawit, Mertoudan, Seberang Lor, Solo Elok, dan Mojosongo.
Agustan menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini, dan berharap bahwa menjelang sore hingga petang, air baku di Sungai Bengawan Solo dapat kembali diolah.
Untuk diketahui, Sungai Bengawan Solo telah mengalami pencemaran sejak satu pekan yang lalu, tepatnya pada Kamis (14/12/2023) pagi. Pada saat itu, instalasi pengelolaan air di wilayah Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon harus dihentikan.
Pada waktu itu, suplai air ke pelanggan masih dapat dipertahankan selama 9-10 jam, namun terjadi penurunan tekanan air. Barulah pada sore hari, instalasi pengelolaan air kembali beroperasi.
Berbeda dari satu pekan yang lalu, suplai air ke pelanggan kali ini benar-benar berhenti. Agustan menyatakan bahwa apabila dalam 1x24 jam belum ada aliran air, akan dilakukan droping tangki.
"Semoga sore sudah bisa diolah kembali. Jika belum, menurut SOP (Standar Operasional Prosedur), kalau terjadi gangguan selama 1x24 jam, maka akan dilakukan droping air tangki," tegasnya.
3 Instansi Pengolahan Air Berhenti Beroperasi
Selain itu, tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) berhenti beroperasi, produksi air baku dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solo pun mandek.
Hal itu membuat ada 18.400 pelanggan yang terdampak.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) PDAM Solo, Bayu Tunggul mengatakan sudah ada permintaan droping air akibat insiden tersebut.
"Untuk permintaan droping air sudah ada, namun belum bisa kita lakukan. Karena sesuai dengan SOP, droping baru bisa dilakukan setelah operasional mati sampai 1X24 jam, berarti besok (hari ini) pagi. Kita tunggu saja. Karena dari pengalaman kejadian kemarin, kita mengehtikan operasional tidak sampai sehari, malam sudah bisa beroprasi," kata dia, Kamis (21/12/2023).
"Sehingga kita harap, untuk pejabat di Pintu air waduk cengklik bisa secara berkala membuka pintu air, sehingga limbah ini bisa hilang," tambahnya.
Diketahui, penghentian operasi IPA milik PDAM Solo tersebut lantaran sungai Bengawan Solo kembali tercemar limbah.
Bahkan pencemaran sungai Bengawan Solo telah terjadi sejak hari Rabu.
"Pertama terpantau di Semanggi, namun terus mengarih ke timur. Kita tunggu sampai dengan pagi, berharap kondisinya membaik. Namun ternyata sampai saat ini, kondisinya masih sama. Yakni berwana hitam pekat. Kemudian menimbulkan bau yang menyengat," ungkap Bayu.
Lebih lanjut, Bayu menjelaskan bahwa pencemaran bermula dari anak sungai Bengawan Solo yakni Kali Samin.
"Sumbernya juga sama, berasal dari aliran kali samin kemudian masuk atau bermuara ke Sungai Bengawan Solo," sambungnya.
PDAM Solo pun diakui Bayu telah berkomunikasi dengan dinas terkait tentang pencemaran di Sungai Bengawan Solo.
"Kemarin, kita mendapat informasi bahwa DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kabupaten Sukoharjo telah melakukan penyisiran kepada pelakun IKM disekitar Sungai Samin. Namun saya kira kemarin baru sebatas himbauan, belum ada sanksi. Kalau ada sanksi, pasti tidak ada kejadian seperti hari ini (kemarin)," imbuhnya.
Oleh karena itu, menurut Bayu jika dipaksakan untuk diolah tentu air yang dialirkan kepada pelanggan tidak sesuai dengan Peraturan Menetri Kesehatan (Permenkes) No. 492 No. 2010.
"Otomatis PH-nya berubah. Jadi dalam permenkes ini ada aspek fisika, kimia dan bakteri. Nah kondisinya saat ini yang berpengaruh adalah fisikanya. Dari aspek bau dan warnanya," jelas Bayu.
Sebagai informasi IPA jurug mampu memproduksi air 100 liter per detik, kemudian IPA Jebres mampu memproduksi 50 liter air per detik, sedangkan IPA Semanggi 80 liter per detik.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Krisis Air di Solo: Sungai Bengawan Tercemar, PDAM Hentikan Pasokan dan di TribunSolo.com dengan judul 3 Instalasi Pengolahan Air Berhenti Operasi Imbas Bengawan Solo Tercemar, 18.400 Pelanggan Terdampak