TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Pesan bernada provokasi beredar di WhatsApp (WA) sejak meninggalnya Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Termasuk pesan berantai soal kericuhan yang terjadi saat arak-arakan jenazah Lukas Enembe.
Ketua Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) di Tanah Papua, Christian Sohilait, mengimbau seluruh masyarakat Papua untuk tidak terhasut provokasi di WA.
Christian Sohilait yang juga menjabat Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, memastikan pesan suara lewat aplikasi WA itu adalah tidak benar atau hoaks.
Ia mengatakan pesan WA berisi provokasi itu bertujuan untuk membenturkan antara warga Maluku dengan Papua.
Sementara, identitas sumber informai dalam pesan suara itu tidak jelas.
"Sehubungan pesan suara lewat WA yang mengatasnamakan keluarga Maluku, yang memprovokasi warga Maluku, maka isu tersebut tidak benar atau hoaks. Itu mencoba memprovokasi warga maluku dengan warga asli Papua," jelasnya lewat rekaman resmi diperoleh Tribun-Papua.com, Jumat (29/12/2023).
Baca juga: Pangdam: Penyusup di Massa Pengiring Jenazah Lukas Enembe Inginkan Papua Kacau
Sohilait mengimbau seluruh masyarakat di Tanah Papua untuk tenang, menahan diri serta menjaga lingkungan.
Masyarakat diminta mempercayakan penanangan isu provokasi tersebut kepada pihak kepolisian.
Sohilait bersama Pengurus Ikemal juga telah melihat kondisi Pj Gubernur Papua Ridwan Rumasukun di rumah sakit, pasca-terkena lemparan batu oleh oknum massa di Sentani.
Ia memastikan kondisi Ridwan Rumasukun semakin membaik, meski harus dirujuk ke Jakarta untuk menjalani perawatan oleh medis.
Keluarga Ikemal menyampaikan duka mendalam atas kepergian mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe.
Lukas Enembe dianggap sebagai bapak bagi masyarakat Papua selama memimpin dua periode, 2013-2018 dan 2018 hingga 2023.
"Semoga Tuhan memberikan kekuatan dan penghiburan bagi seluruh keluarga yang ditinggalkan. Tuhan memberkati," ucapnya.