Jenazah Ni Made Sutarini rencananya diaben hari ini, Rabu (3/1/2024) di Malang.
Upacara pengabenan akan difasilitasi PHDI Malang dan kerabat korban di Surabaya Jawa Timur.
Suardana beserta kakak tertua korban, Ni Wayan Suarini telah berangkat ke Malang Selasa (2/1/2024) kemarin untuk membawa tirta (air suci) di sanggah dan kawitan untuk upacara pengabenan Made Sutarini.
Duka Keluarga
Kepergian Ni Made Sutarini, ibu dua anak ini membawa duka mendalam bagi keluarganya di Bali.
I Komang Suardana (48), adik kandung Ni Made Sutarini tampak meneteskan air mata saat berbincang dengan Tribun Bali, Selasa (2/1/2024).
Dia mengenang sang kakak yang meninggal di tangan suaminya sendiri, James Loodewyk Tomala dengan cara dimutilasi.
Komang Suardana menceritakan saat bekerja di Surabaya dan mengetahui kakaknya sering mendapat perlakuan kasar dari suaminya.
"Saya dulu pernah bekerja di Surabaya. Waktu saya di Surabaya, sering kakak saya (Sutarini) dipukuli oleh suaminya, sampai disundut dengan rokok," ujar Suardana saat ditemui di kediamannya di Banjar Banda, Desa Takmung, Klungkung, Bali, kemarin.
Baca juga: Mutilasi Istri Sendiri, Pria Warga Blimbing Malang Serahkan Diri ke Pollsi
Menurut Suardana, Sutarini sudah sejak lama ingin melapor ke polisi, namun hal itu urung dilakukan karena anak-anaknya masih kecil.
Bahkan sampai kedua anaknya dewasa, Sutarini masih kerap mendapatkan perlakuan kekerasan hingga disekap dari suaminya.
Sehingga Sutarini lebih memilih tinggal bersama kerabatnya di Surabaya dan jarang pulang ke Malang.
"Kedua anaknya bahkan lebih sering bersama ibunya. Sekarang anak yang pertama kerja di Singapore, yang kedua jadi teknisi di rumah sakit di Badung," ungkapnya.
Suami Sutarini Marah-marah dan Mengancam
Wayan Surata mengatakan, dua minggu lalu, suami Ni Made Sutarini, James Lodewyk sempat pulang ke rumah keluarga Sutarini di Banjar Banda, Desa Takmung.
James datang marah-marah, dan menanyakan keberadaan Sutarini.