"Ia (James) ke sini (rumah Sutarini) marah-marah. Nanya di mana Made (Sutarini)," ungkap Surata.
James berada di rumah Sutarini sekitar dua jam, dan terus marah-marah menanyakan keberadaan Sutarini.
Padahal Sutarini berada di rumah kerabatnya di Surabaya.
"Saya diminta menelepon, tapi saya dapat kode dari anaknya untuk tidak bilang keberadaan Sutarini. Saya katakan telponnya menghubungi dan tidak diangkat," ungkap dia.
Bahkan sebelum pergi, James sempat mengancam akan membunuh Sutarini jika ketemu.
"(James) sempat bilang, kalau ketemu, saya bunuh dia (Sutarini). Suaminya (James) sempat mengancam seperti itu," terang Surata.
Sebelum pembunuhan tragis tersebut terjadi, kerabat di Surabaya sebenarnya sudah melarang Sutarini ke Malang.
Kebetulan Sutarini merupakan ketua arisan di sebuah yayasan.
Ia tidak pulang ke rumahnya di Malang, namun pergi ke Yayasan.
"Saat ke Malang itulah, kebetulan Sutarini hendak beli nasi. Saat itu dilihat suaminya (James). Tangan Sutarini ditarik, lalu diajak pulang ke rumahnya. Terjadi percekcokan, dan terjadilah kejadian pembunuhan," jelas Surata.
Keluarga pertama kali mengetahui pembunuhan terhadap Sutarini dari anak laki-lakinya.
Kebetulan saat itu anak laki-laki ditelepon oleh tetangga di Malang, dan memberi kabar jika Sutarini dibunuh suaminya.
"Keluarga di sini tentu syok, apalagi dikatakan dimutilasi dengan keji. Keluarga di Bali semua syok," ungkap Surata.
Kronologis Pembunuhan
Peristiwa pembunuhan dan mutilasi terjadi setelah pelaku James menjemput korban di Taman Krida Budaya yang berada di Jalan Soekarno Hatta, Sabtu (30/12/2023) pukul 08.15 WIB.