TRIBUNNEWS.COM - Rumah Dinas Wakil Bupati Langkat diduga jadi lokasi pencabulan sesama jenis yang dilakukan pria berinisial ZS (33).
ZS diduga mencabuli siswa SMP bernisial DF (14) yang masih saudaranya.
Pelaku mengajak korban menginap di rumah dinas Wakil Bupati Langkat saat menjadi panitia acara,
Plt Bupati Langkat, Syah Afandin atau yang kerap disapa Ondim mengaku sudah mengetahui adanya laporan kasus pencabulan yang dilakukan di rumah dinas Wakil Bupati Langkat.
"Kemarin sudah saya suruh panggil, dan korban saya sarankan untuk membuat laporan ke Polres Langkat," ujar Ondim, Kamis (4/1/2024).
Baca juga: Sosok Guru Ngaji di Purwakarta Tersangka Pencabulan 15 Santriwati, Kabur ke Kebun Selama 2 Minggu
Lanjut Ondim, sebelumnya rumah dinas itu dipinjam atasnama Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), untuk persiapan panitia.
"Itu rumah dinas wakil bupati, itukan kosong. Karena ada tamu dari Malaysia mau datang, panitia meminjam rumah dinas itu," ujar Ondim.
"Meski begitu, atas kejadian ini, sudah saya sampaikan kemarin, harus diselidiki sampai tuntas. Dia (pelaku) datang ke situ sebagai orang lain setau saya ya. Gak tau apa dia panitia juga," sambungnya.
Dikabarkan sebelumnya, kabar mengejutkan kembali menggemparkan Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Pasalnya, Rumah Dinas Wakil Bupati Langkat, dijadikan tempat predator alias pelaku sodomi melakukan aksi bejatnya.
Pelaku tersebut diketahui berinisial ZS (33) dan korbannya bernisial DF (14), seorang siswa yang masih duduk dibangku SMP.
Baca juga: 5 Bulan di Ponpes, Santriwati di Gresik Jadi Korban Pencabulan Pemilik Pondok
Kejadian ini bermula saat kegiatan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) di Pendopo Jentera Malay, yang berada di sekitar kawasan Rumah Dinas Bupati Langkat.
Kegiatan itu dilaksanakan pada akhir November 2023 lalu.
Di mana pada waktu itu, pelaku mengajak korban untuk ikut hadir dan menginap di rumah Dinas Wakil Bupati Langkat.
Informasi yang diperoleh pelaku disebut-sebut salah satu panitia penyelenggara kegiatan.
Hal ini diungkapkan oleh ibu korban berinisial H saat ditemui wartawan dikediamannya di Kecamatan Stabat.
"Anak saya diajak ZS (pelaku) untuk nginap di Rumah Dinas Wakil Bupati Langkat. Sebelum pergi pun, anak saya ini sempat pamit sama saya.
Pengakuan anak saya, setiba di rumah dinas, anak saya pun mandi untuk membersihkan diri. Tanpa disadari, ZS ternyata merekam anak saya yang sedang mandi," ujar ibu korban.
Baca juga: Kiai Pemilik Ponpes di Pulau Bawean Jadi Tersangka Pencabulan, Korbannya 3 Santriwati
Lanjut ibu korban, video yang direkaman tersebut kemudian ditunjukkan ZS kepada korban.
Siapa sangka video itu dijadikan ZS untuk mengintimidasi korban.
Ia mengancam akan menyebarkan video, jika korban tak mau melayani nafsu bejat pelaku.
"Anak saya dipaksa untuk menghisap kemaluannya. Kalau anak saya gak mau, dia (ZS) ngancam akan menyebarkan video anak saya sedang mandi," ujar ibu korban dengan nada kesal, sembari menunjukkan sebuah bukti rekaman video.
Tak hanya itu, ZS juga merekam saat korban tengah mengisap kemaluannya.
Dan rekaman itu pun dijadikan pelaku sebagai senjata untuk kembali mengancam korban, agar tak menceritakan kejadian itu kepada siapa pun termasuk orangtua korban.
Mirisnya lagi, DF bukan satu-satu korban atas perilaku bejat yang dilakukan oleh ZS.
Baca juga: Viral Video Ibu-ibu di Karawang Labrak Tukang Bakso, Dilatarbelakangi Aksi Pencabulan
Ada korban lainnya berinisial SR (14).
Ia juga dipaksa mengisap kemaluan hingga disodomi pelaku di rumah dinas Wakil Bupati Langkat pada saat kegiatan DMDI juga.
Namun SR terlebih dahulu menjadi korban daripada DF.
Keduanya sama-sama dieksekusi pelaku bejat ini di lokasi yang sama yaitu, rumah dinas Wakil Bupati Langkat.
Bahkan SR ternyata sudah tiga kali disodomi pelaku ZS sejak Februari-November 2023.
Selain di rumah dinas Wakil Bupati Langkat, SR disodomi dikediaman pelaku yang berada di kawasan sekolah korban dan di rumah bibi korban di Helvetia.
Pelaku ZR dan korban SR ini ternyata masih ada sangkut paut keluarga atau saudara.
Baca juga: Guru Korban Pencabulan Oknum Kepala Sekolah di Sampang Mengaku Diintimidasi dan Diancam Dimutasi
Di mana ayah kandung SR sepupu pelaku.
Korban SR tak berani menceritakan hal ini kepada orangtua. Jika korban memberitahu keluarganya, korban diancam akan dibunuh pelaku ZR.
Hingga pada akhirnya, perbuatan pelaku terbongkar dan diketahui masing-masing keluarga korban.
Atas kejadian tersebut, ibu korban DF yang benisial H dan orangtua korban berinisial SR melaporkannya peristiwa itu ke Polres Langkat dengan nomor polisi STPL/B/667/XII/2023/SPKT/POLRES LANGKAT/POLDA SUMATERA UTARA, tertanggal 16 Desember 2023.
Kedua keluarga korban pun berharap agar pelaku segera ditangkap, dan dihukum sesuai dengan hukuman yang berlaku.
"Kami memprediksi, pasti masih ada korban lainnya atas kebejatan yang dilakukan pelaku. Proses hukum harus dilanjutkan, agar tidak muncul lagi korban-korban lainnya," ucap kedua keluarga korban.
Baca juga: 3 Santri di Lampung Tengah Jadi Korban Pencabulan Guru Ngaji Ponpes
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Dedi Mirza saat dikonfirmasi tak banyak berkomentar terhadap laporan tersebut.
"Masih proses," singkat Dedi.
Disinggung apakah sudah ada saksi yang diperiksa, tak juga berkomentar banyak.
Bahkan tak menyebutkan jumlah saksi yang diperiksa.
"Sudah," menjawab pertanyaan wartawan soal pemeriksaan saksi.
Artikel ini telah tayang di TribunMedan.com dengan judul REAKSI Plt Bupati Saat Tahu Rumah Dinas Wakil Bupati Langkat Dijadikan Tempat Pelecehan