TRIBUNNEWS.COM - Aksi demonstrasi yang dilakukan ribuan siswa SMAN 1 Situbondo menuntut kepala sekolah (kepsek) mundur menjadi viral di media sosial.
Dalam unggahan yang beredar, mereka mendesak kepsek mundur lantaran beberapa kebijakan yang dinilai mengecewakan para murid.
Mereka tampak kompak menyuarakan keresahan dengan berbagai poster yang menyinggung kebijakan kontroversial di sekolah.
Kebijakan kepsek yang menuai kontroversi di antaranya penebangan pohon hingga larangan mengumandangkan azan di sekolah.
Aksi tersebut menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @situbondoinfo pada Jumat (5/1/2024).
Baca juga: Viral Sopir Taksi Online di Bali Ancam WNA Pakai Sajam, Paksa Minta 50 Dolar ke Penumpang
Kronologi
Diketahui, ribuan siswa dari seluruh kelas melakukan aksi demo terhadap kepsek bernama Marta Mila Sughesti pada Kamis (4/1/2024).
Meski sempat dikumpulkan untuk dialog di ruang aula sekolah, tetapi semua siswa tetap menggelar demonstrasi.
Mereka membawa berbagai poster terkait kebijakan yang kontroversial.
Siswa mempertanyakan kebijakan kepsek, seperti penebangan pohon di lingkungan sekolah, larangan adzan di sekolah, serta memindah guru yang berprestasi dari SMAN 1 Situbondo.
Dalam dialog yang dipimpin langsung kepsek, para siswa dalam orasinya meminta agar Marta mundur sebagai kepala sekolah.
Seorang siswa bernama Rafli, mengungkapkan banyak kebijakan kepala sekolah yang kontroversial.
Protes ini tidak hanya masalah penebangan pohon, tetapi juga banyak kegiatan sekolah dirasakan oleh teman-teman sangat sulit.
"Aksi ini bukan sekadar memprotes penebangan pohon, tetapi juga karena banyak kegiatan sekolah yang kami rasakan dipersulit. Untuk kegiatan akademik dan non akademik saja sangat susah," ujar Rafli.
Baca juga: Viral Aksi Nekat Guru SMPN 2 Monta Segel Ruang Kepsek Pakai Bambu, Protes Gaji 3 Bulan Belum Dibayar
Penjelasan kepsek
Menanggapi aksi protes ribuan siswanya, Kepala SMAN1 Situbondo, Marta Mila Sughesti membantah kalau siswanya itu berdemo, melainkan wujud demokrasi.
Menurut Marta, pihaknya memberikan kesempatan kepada anak didiknya untuk berani berbicara dan mengekspresikan pendapatnya.
"Bagaimanapun itu, mereka masih anak-anak saya," kata Martha.
Marta juga membantah adanya larangan azan di sekolah, karena sudah ada jadwalnya.
"Ini ada miskomunikasi yang tidak tersampaikan ke anak-anak tetapi sudah diklarifikasi. Jadi tidak pernah ada larangan (azan)," jelasnya.
Terkait pemindahan guru berprestasi, Marta mengaku tidak punya wewenang untuk memutuskan hal tersebut.
"Mengenai adanya pemindahan guru dari sekolah kami, saya tidak mengetahui, karena (keputusan pemindahan) bukan kewenangan saya," ungkap Marta.
Baca juga: Viral Aksi Heroik Polisi Relakan Motornya demi Ganjal Bus yang Mogok di Tanjakan Jembatan Kapuas II
Dia juga menjelaskan pembatasan kegiatan siswa sampai malam hari.
Sebab, banyak wali murid yang memang tidak setuju dengan kegiatan ekstrakurikuler di luar jam pelajaran.
Ditambahkan, satu di antara kegiatan yang dilarang dilakukan sampai malam adalah drum band.
Alasannya, kegiatan latihan drum band malam hari itu dilarang demi keselamatan dan menjaga agar siswanya tidak kelelahan.
Sebab, esok harinya harus masuk sekolah dan belajar kembali.
Alasan itu juga berlaku untuk kebijakan penebangan pohon di lingkungan sekolah.
"Kalau penebangan pohon itu, tujuan utamanya memang demi keselamatan siswa," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim-Timur dengan judul Ribuan Siswa SMAN 1 Situbondo Demonstrasi Desak Kepala Sekolah Mundur.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, SURYA.co.id/Izi Hartono)