Saat itu, Sutikno berniat melumpuhkan korban, namun emosinya memuncak hingga lepas kendali dan membuat sang putra terbunuh.
"Kami sudah biasa diancam dan dipukuli oleh korban, ketika kejadian maksud saya hanya melumpuhkan saja."
"Saya lupa diri, mau lumpuhkan saja biar tak bikin onar. Sampai kejadian tak bisa mengendalikan emosi ternyata sampai tak bernyawa," bebernya.
Selepas kejadian, Sutikno berlari melaporkan kejadian itu ke Ketua RT dan RW, yang kemudian diteruskan ke polisi.
Kini, Sutrisno pun pasrah dengan hukuman yang bakal diterimanya usai menganiaya sang anak hingga tewas.
"Saya pasrah, silakan saya ditahan," tambahnya.
Aniaya Pakai Kayu dan Batu Hebel
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, mengatakan pelaku menganiaya anaknya menggunakan kayu dan batu hebel.
Baca juga: Soal Anak Bunuh Ayah di Manado, Pengakuan Pelaku hingga Harapan sang Ibu
"Jadi korban pulang ke rumah dalam keadaan mabuk lalu mengancam adiknya menggunakan pisau."
"Melihat hal itu, tersangka memukulnya (korban) menggunakan kayu ke arah kepala," kata dia, dilansirTribunJateng.com.
Tak hanya kepala, pelaku juga mengarahkan pukulan ke bagian tubuh korban yang lain.
Mendapat pukulan itu, korban pun terjatuh.
Namun, pelaku kembali mendaratkan pukulan menggunakan dua buah batu hebel ke kepala korban.
Tak hanya itu, pelaku juga menginjak perut dan membenturkan kepala korban ke lantai.
Dari hasil autopsi korban mengalami luka parah di bagian kepalanya.
"Hasil autopsi luka paling parah di kepala," ujar Wakapolrestabes Semarang, AKBP Wiwit Ari Wibisono.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Isak Tangis Tersangka Ayah Bunuh Anak Mijen Semarang: Saya Duel Sama Anak Demi Keselamatan Keluarga
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Iwan Arifianto)