SF kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Menurut penuturan paman korban, SF selama ini memang tinggal di rumahnya di salah satu perumahan BTN di Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Sebab orang tua SF sudah bercerai dan mereka sedang merantau.
SF saat ini terdaftar sebagai siswi di salah satu SMP di Kota Kendari.
Korban sering tidur di salah satu kamar, bersama dua anaknya yang berumur satu dan sembilan tahun.
"Memang dia ini sering jaga sepupunya," kata paman korban.
Minggu dini hari tadi, paman korban mendengar SF menangis.
Saat didekati, ia mengaku terkena lemparan dari atas rumah.
Paman korban bersama istrinya mengecek plafon rumah.
Mereka tidak menemukan benda mencurigakan. Hanya melihat seng rumahnya bocor.
"Pas kita periksa tempat tidur dan angkat itu bantal, kemudian nampak peluru yang terjatuh dari atas ranjang ke lantai," jelasnya.
Sementara itu istri paman korban melihat peluru jatuh kemudian panik.
Ia langsung mematikan lampu.
"Jangan sampai kami dikepung atau diserang," katanya.
Sebelum SF terkena peluru, keluarga korban memang sempat mendengar bunyi seperti kaca yang pecah.
"Tapi saya kira lemari ku," tuturnya.
Setelah terdengar suara azan di masjid, keluarga menelepon Ibu RT mengenai kondisi mereka.
Setelah tenang, pihak keluarga membawa SF ke rumah sakit.
"Sempat ditolak, alasannya pada saat itu kamar sedang penuh, kami disarankan untuk ke rumah sakit lain," tuturnya.
Karena pada saat itu sedang turun hujan, mereka kemudian membawa korban ke RS Ismoyo Kendari. Kemudian mendapat perawatan.
"Sempat diinfus dan dilakukan ronsen," ujar keluarga korban.
"Dari sana kami kemudian kembali diarahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara," tuturnya.
Sumber: (TribunnnewsSultra.com/Sugi Hartono)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul
Polda Sulawesi Tenggara Tanggung Biaya Perawatan Pelajar 13 Tahun Terkena Peluru Nyasar di Kendari
Kondisi Pelajar 13 Tahun Terkena Peluru Nyasar di Kendari, Sedang Jalani Operasi di RS Bhayangkara