“Tim BKSDA akan turun hari ini Kamis (22/2/2024) dan membawa perlengkapan termasuk perangkap,” ujar dia.
“Rencananya satwa tersebut nantinya akan di evakuasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.
Berdasarkan hasil analisa dari tim BBTNBBS, Bidang Wilayah II Liwa, Resort Suoh bersama tim WRU dan tim gabungan lainnya, harimau yang meneror warga itu jumlahnya lebih dari satu.
Hal itu berdasarkan jejak kaki yang ditemukan setidaknya di dua lokasi berbeda dan hasil kamera trap yang terpasang.
Baca juga: 4 Harimau di Medan Zoo Mati, 2 Benggala dan 2 Sumatera, Kini hanya Tersisa 5
Diketahui, kamera itu terpasang di lokasi Gunarso (47) warga Pemangku Sumber Agung II, Pekon Sumber Agung, Kecamatan Suoh yang tewas diterkam harimau.
“Melihat jejak kaki dan juga hasil rekaman dari kamera trap yang berdurasi sekitar dua menit, bisa dipastikan Gunarso tewas diterkam harimau,” sebutnya.
Selain kasus korban Gunarso itu, selang beberapa hari peristiwa konflik manusia dan harimau kembali terjadi.
Beberapa waktu lalu, Anwar (43) warga Dusun Way Tuing, Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan BNS nyaris diterkam harimau sepulang dari kebun.
”Dari jejak kaki dan melihat lokasinya yang berjauhan dengan lokasi sebelumnya, maka kami meyakini itu harimau,” ucapnya.
“Hal itu juga dikuatkan dengan keterangan warga yang juga kerap melihat satwa liar tersebut,” pungkasnya.
Yang terbaru, seorang warga Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Lampung Barat bernama S (28) kembali ditemukan meninggal diduga dimangsa satwa liar harimau.
Korban diketahui sudah hilang sejak sore saat melakukan aktivitas di kebunnya yang berada di Talang Busro, Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan BNS, Lampung Barat.
Insiden warga yang kembali diduga dimangsa oleh harimau itu dibenarkan langsung oleh Kapolsek BNS Lampung Barat Iptu Edward Panjaitan.
“Iya benar, korban hilang sejak sore pukul 17.00 WIB. Kuat dugaan dimangsa harimau,” ujar dia mewakili Kapolres Lampung Barat, AKBP Ryky Widya Muharam, Kamis (22/2/2024).