Laporan Wartawan Tribun Madura Ahmad Faisol
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN – Rekonstruksi atau reka ulang atas peristiwa carok yang menelan korban empat orang meregang nyawa di Desa Bumi Anyar pada 12 Januari 2024 lalu digelar di jalur kembar Ringroad Barat Kota Bangkalan, Senin (26/2/2024).
Reka ulang juga menghadirkan 2 tersangka yakni Hasan Basri (40) dan Wardi (35) sebagai tersangka pada 14 Februari 2024.
Pelaku dijerat pasal 340 KUHP yakni terkait pembunuhan berencana.
Namun demikian, kuasa hukum dari kedua tersangka, Bachtiar Pradinata memiliki pandangan tidak ada unsur pembunuhan berencana saat secara seksama mencermati 38 adegan dalam gelaran reka ulang.
Bachtiar mengungkapkan ada keraguan di benaknya atas penerapan Pasal 340 KUHP.
Baca juga: Hasan Busri Tersangka Carok di Bangkalan Mulai Khawatirkan Keluarganya, Singgung Aksi Balas Dendam
“Menurut pendapat saya, penerapan 340 (KUHP) nya tidak masuk dalam perkara ini, di mana unsur perencanaan (pembunuhan) nya? karena kalau gambaran reka ulang dari awal hingga akhir, tidak ada jeda bagi mereka (para tersangka) untuk berpikir,” ungkap Bachtiar.
Dalam rekonstruksi ini sudah tergambar secara jelas tersangka Hasan dan Wardi yang dikeroyok dan membalas untuk mempertahankan harga diri dan harus melakukan tindakan-tindakan seperti yang tergambar dalam adegan-adegan reka ulang.
“Namun kami mencoba untuk menghormati dulu, nanti tetap fakta persidangan yang akan kami pakai sebagai acuan dalam hal melakukan pembelaan,” papar Bachtiar.
Reka ulang diawali dengan pertemuan tanpa sengaja antara Hasan dengan kedua korban kakak beradik, MTJ dan MTD. Pada adegan ke-1 dan ke-2 digambarkan, Hasan menghentikan laju motornya di depan sebuah gardu atau pos kamling, menunggu warga lainnya untuk pergi bersama ke acara tahlilan, sekitar pukul 18.00 WIB.
Kemudian pada adegan berikutnya, muncul sepeda motor matik yang ditumpangi dua korban kakak beradik, MTD (26) sebagai sopir dan MTJ (45) di posisi jok belakang.
Keduanya merupakan warga Desa Larangan Timur, Kecamatan Tanjung Bumi.
Pada adegan ke-4, cekcok antara tersangka Hasan dan korban MTJ mulai terjadi. Keduanya sama-sama dalam posisi saling berhadapan. Korban merasa tersaingi sambil berucap, “Arapah mik ros-orosen keparlonah oreng” (apa kok ngurus keperluan orang lain)”.
Kalimat tersebut dilontarkan korban MTJ karena merasa tersinggung setelah Hasan yang awalnya sekedar menyapa dan menanyakan ihwal tujuan korban melintas bersama adiknya, MTD.