Ketika melahirkan, yang bersangkutan diduga mengalami perasaan ketidakpastian terhadap anak yang akan dibesarkan.
Hal tersebut bisa membuat PNH bingung dengan masa depan anaknya.
"Dialogis yang harus dibangun seorang ibu menjual anak alasan ekonomi dan dengan alasan itu menjadi alibi. Ketidakpahaman memahami makna pernikahan, konsekuensi dengan keterbatasan," kata dia.
Kata Psikolog
Sementara itu, psikolog sekaligus Direktur Minauli Consulting, Irna Minauli turut prihatin dengan praktik penjualan bayi yang dilakukan oleh PNH.
Ia menyoroti, adanya kehamilan yang tidak diinginkan bisa menjadi pemicu ibu menjadi depresi pasca melahirkan.
Hal tersebut mengakibatkan hubungan antara ibu dan anak tidak terbentuk.
Terlebih, PNH kurang dukungan sosial dari suami maupun keluarga hingga lingkungan sekitar.
"Terlebih ketika mereka kurang mendapatkan dukungan sosial dari suami, keluarga atau orang-orang di sekitarnya," kata Irna Minauli, Kamis (29/2/2024).
Selain itu, kondisi kesulitan ekonomi juga bisa memaksa PNH untuk menjual anaknya.
"Kesulitan ekonomi memperparah kondisi ini sehingga mereka cenderung mengambil jalan pintas untuk mendapatkan dana bagi kebutuhan hidupnya. Itu sebabnya mereka cenderung menjual bayinya pada pihak lain yang membutuhkannya," jelasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul MIRIS, Ibu Muda di Labuhanbatu Ditangkap Lantaran Jual Anak Kandung Usia 4 Bulan Seharga Rp 4 Juta
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Medan.com, Fredy Santoso)