Di kesempatan yang sama, Roi dan Endang juga menyampaikan ada kiriman sate atas nama korban.
Polisi lantas turut membawa sate tersebut.
"Akhirnya sate itu dibawa sama polisi. Mungkin buat dicek, takutnya ada niat jahat juga."
"Apa ada racun atau bagaimana, saya enggak tahu. Karena secara logika, Indriana sudah meninggal," jelas Eko.
Usai didatangi polisi, Roi dan Endang diajak ke RSUD Banjar untuk melihat jasad Indriana.
Di RSUD Banjar, pihak keluarga membenarkan pakaian dikenakan Indriana merupakan pakaian yang sama saat Indriana meninggalkan rumah bersama pacarnya, Didot.
Kronologi Pembunuhan
Pembunuhan terhadap Indriana sudah direncanakan oleh Devara dan Didot dengan menyewa eksekutor, Reza.
Didot dan Reza sengaja mengajak Indriana pergi ke Kabupaten Bogor pada Selasa (20/2/2024) malam, untuk mengeksekusi korban.
Baca juga: Partai Garuda Pecat Calegnya Devara Putri Prananda Tersangka Pembunuhan Dipicu Cinta Segitiga
Mereka sempat nongkrong bersama di wilayah Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, lalu kembali pulang ke Jakarta.
Saat tiba di Bukit Pelangi, Desa Cijayanti, Kecamatan Babakanmadang, Reza menjerat leher korban menggunakan ikat pinggang selama 15 menit.
Eksekusi itu terjadi saat Didot menghentikan mobil dengan alasan hendak buang air kecil.
"Korban dijerat (lehernya) menggunakan ikat pinggang yang sudah ada di dalam mobil rental, dihabisi nyawanya," ungkap Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Surawab, Jumat (1/3/2024), dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Menurut Surawan, Didot dan Reza sengaja menghabisi nyawa korban di Bukti Pelangi lantaran lokasi tersebut sepi dan minim pencahayaan saat malam.
"Yang jelas mereka mencari tempat yang aman, menghindari CCTV, dan sebagainya," imbuh Surawan.