News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Markas Gegana Brimob Jatim

Mengapa Bahan Peledak di Mako Brimob Tak Segera Dimusnahkan hingga Meledak & Melukai 10 Polisi?

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi ruangan kantor Kecamatan Krembangan Surabaya yang terdampak efek ledakan di Mako Brimob Surabaya, Senin (4/3/2024). Kantor Kecamatan Krembangan Surabaya ini berada di utara jalan Jalan Raya Gresik Surabaya, sementara markas Detasemen Brimob Polda Jawa Timur (Jatim) di selatan Jalan Raya Gresik Surabaya. SURYA/HABIBUR ROHMAN

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ledakan yang terjadi di Markas Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Jatim di kawasan Krembangan, Surabaya, pada Senin (4/3/2024) kemarin disebabkan oleh bahan peledak.

Bahan peledak itu meledak hingga mengakibatkan sejumlah bangunan mengalami kerusakan.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun sedikitnya 10 anggota kepolisian mengalami luka-luka.

Ternyata bahan peledak itu sedianya hendak diledakkan pekan ini, namun tiba-tiba meledak sebelum proses pemusnahan.

Baca juga: Kesaksian Warga saat Ledakan di Markas Brimob Polda Jatim, Plafon Kecamatan Ikut Ambruk

Mengapa bahan peledak itu tak segera dimusnahkan sebelum peristiwa ledakan kemarin?

Komandan Satuan Brimob (Dansatbrimob) Polda Jatim Kombes Pol Suryo Sudarmadi mengatakan rencana agenda disposal yang harusnya berlangsung pada awal tahun 2024 ini, terkendala karena adanya agenda Pemilu 2024.

Akibatnya, selama kurun waktu sebulan gudang barang bahan peldak tersebut tidak dibuka untuk membiarkan sirkulasi udara berputar di dalam ruangan.

Sehingga, hal tersebut memicu terjadinya kelembaban yang berlebihan, dan mengakibatkan reaksi senyawa kimiawi, ketika terpapar suhu ruangan di sekitar bangunan gudang yang panas karena matahari.

Lalu terjadilah ledakan hebat yang memporak-porandakan beberapa bangunan markasnya, diluar kuasanya.

"Dalam waktu sebulan ini, gudang itu tidak dibuka. Nah itu memicu kelembaban tadi, panas. Karena kita fokus pemilu, beberapa hari kemarin. Jadi kegiatan disposal tidak dilaksanakan. Sehingga gudang tersebut dalam keadaan terkunci," katanya, pada awak media di lokasi, Senin (4/3/2024) sore.

Baca juga: Tak Ada Korban Jiwa di Insiden Ledakan Markas Brimob Polda Jatim, Kapolda: Termasuk Low Explosive

Suryo menerangkan, pihaknya biasa melakukan tahap pemusnahan atau disposal tersebut secara berkala kurun waktu tiga bulan sekali.

Itu juga tergantung adanya ketersediaan pasokan barang handak yang diamankan oleh pihaknya.

"(Selama 2023 Brimob Jatim melakukan disposal) per 3 bulan, ada. Kita menyesuaikan anggaran yang ada," katanya.

Menurut Suryo, seluruh barang handak yang disimpan di markasnya merupakan sitaan dari mekanisme penegakan hukum berkekuatan tetap.

Selain itu, ada juga barang handak yang diperoleh dari laporan masyarakat atas suatu temuan benda berbahaya dengan perlakuan khusus.

Suasana di area terjadinya ledakan di markas Detasemen Gegana, Satuan Brimob yang berlokasi di kawasan Jalan Gresik, Morokrembangan, Krembangan Surabaya, Senin (4/3/2024). Ledakan tersebut berasal dari sisa bahan peledak mortir yang disimpan dalam gudang di area markas tersebut. SURYA/HABIBUR ROHMAN (Surya/Habibur Rohman)

Artinya, tahapan disposal yang dilakukan pihaknya juga sangat tergantung pada banyak tidaknya ketersediaan pasokan tersebut.

"Tergantung dari bahannya. Kalau barangnya banyak, kita mungkin secara bertahap. Bergantung dari bahannya, kalau ada bahannya kita disposal. Sesegera mungkin," jelasnya.

Menyoal tentang rencana pembuatan bangunan gudang penyimpanan barang handak yang telah disebut-sebut oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto, Suryo menegaskan, pihaknya juga berkomitmen bakal segera merealisasikan adanya rencana tersebut, dalam waktu dekat.

Pihaknya bakal membuat lokasi penyimpanan barang handak yang lebih proporsional dan tentunya jauh dari permukiman warga.

Baca juga: Ledakan di Markas Gegana Brimob Polda Jatim, Ini Penjelasan Kapolda

Sehingga, kejadian serupa tidak bakal terjadi lagi, di kemudian hari.

"Yang jelas kita akan membuat gudang yang lebih baik lagi, dan jauh dari permukiman," pungkasnya.

Sementara itu, Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo mengatakan, kondisi gudang handak yang meledak itu ternyata minim komponen pendukung sirkulasi udara; ventilasi.

Hal tersebut, juga menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya suhu di dalam ruangan.

Apalagi pukul 10.00 WIB, kondisi cuaca di area sekitar markas sedang dalam keadaan panas karena terik matahari siang.

Hingga akhirnya terjadilah ledakan yang diakibatkan karena adanya percampuran kimiawi kondisi dalam ruangan yang begitu tinggi, diperparah kondisi luar ruangan yang juga bersuhu panas tinggi.

"Gak ada sirkulasi udara itu. Dan ruangannya juga ventilasinya terbatas, karena untuk gudang ya. Sehingga memicu, ya kalau ruangan lama tidak dibuka, kan panas, apalagi jam 10 lagi panas-panas," ujar Sodiq pada awak media di lokasi.

10 Polisi Terluka

Sebelumnya Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto mengatakan 10 orang anggota polisi terluka akibat ledakan tersebut.

Korban mengalami luka kategori ringan karena terkena serpihan kaca ruangan yang terlontar akibat ledakan. 

Para korban luka ringan itu, telah dievakuasi dan menjalani perawatan medis untuk observasi lanjutan di IGD RS Bhayangkara Surabaya. 

"Dampak dari ledakan ini. Itu ada korban, anggota kami 10 luka ringan," kata Imam Sugianto. 

Luka yang dialami oleh para korban itu terdapat pada wajah dan lengan tangan.

Pasalnya, sekitar 15 orang anggota kepolisian sedang berlatih di sebuah ruangan kelas menggunakan metode pelatihan slide power point. 

Tema pelatihan saat itu adalah tentang fungsi anggota Gegana dalam menangani insiden pascaledakan. 

"Mengapa anggota kami jadi korban? Karena dari gudang yang menyimpan bahan peledak itu, ke tempat latihan. Kebetulan anak buah kami ada yang sedang latihan. Latihan olah TKP pascaledakan," ujarnya. 

Ruangan kelas tempat latihan tersebut berjarak sekitar 5-7 meter dengan bangunan yang dibuat sebagai lokasi penyimpanan bahan peledak berukuran sekitar 2 m x 3 m. 

Artinya, kedua ruangan tersebut; ruang kelas para anggota dan ruang penyimpanan bahan peledak tersebut, berada di dua area bangunan yang tidak berdempetan satu atap atau satu pondasi. 

Sehingga saat terjadi ledakan, serpihan kaca ruangan kelas para anak buahnya itu, berterbangan hingga melukai 10 orang di antaranya. 

"Itu ada di kontainer. Itu data center yang biasa digunakan untuk latihan setiap hari. Dan itu berjarak kurang lebih 10 meter dari gudang ledakan," katanya. 

"Kita lihat di TKP tadi, kaca-kaca jtu pecah. Mungkin efek pecahan itu, semburat ke dalam, dan mengenai anggota kami yang ada di dalam ruangan latihan itu," pungkasnya. 

Sementara itu, Anggota Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim, Kompol Sandhi menceritakan, insiden ledakan yang terjadi sekitar pukul 10.05 WIB itu. 

Saat itu, dirinya sedang berada di bangunan ruangan lain di dalam markas yang berseberangan dengan Kodim 0830 Surabaya Utara. 

Mendengar ledakan keras beberapa kali itu, ia langsung menghampiri pusat ledakan yang porak-poranda. 

Selain memastikan bahwa area ledakan tersebut aman atau tidak lagi mendengar adanya ledakan susulan. Ia juga berupaya mencari anggota dan teman-temannya yang mungkin menjadi korban. 

Ledakan tersebut, diakuinya demikian kuat.

Tak cuma merusak empat bangunan, dan beberapa kendaraan di dalam markas. Ternyata, 10 orang anggotanya menjadi korban karena terkena serpihan

"Saya tadi fokus pada penanganan anggota yang terluka," ujar Sandhi, di saat ditemui awak media di pintu gerbang sisi timur Markas Brimob itu. 

Ruangan yang meledak itu, adalah tempat penyimpanan bahan peledak hasil sitaan pengamanan atas laporan temuan yang dilaporkan masyarakat dari seluruh polres se-Jatim. 

Seingatnya, barang bahan peledak itu, berupa bahan mentah. Bukan barang yang dikemas dalam wadah tertentu dengan tujuan penggunaan tertentu.

Bahkan, tidak ada barang seperti mortir. Dan, dalam ruangan tersebut, tidak ada orang sama sekali. 

Artinya, lanjut Sandhi, barang bahan peledak tersebut merupakan sitaan dari laporan masyarakat yang ditemukan beberapa waktu belakangan. 

"Di ruangan yang meledak, gak ada orang. Barang peledaknya berupa bahan. Enggak dikemas. Karena kan mau akan dimusnahkan. Enggak ada mortir," jelasnya. 

Kemudian, dari ruangan penyimpanan bahan peledak ke arah selatan, terdapat ruangan kelas tempat latihan sekitar 15 orang anggota Gegana. 

Kebetulan, belasan orang anggota itu sedang berlatih mengenai tema pelatihan penanganan dan analisa ledakan. 

"Latihan analisa menggunakan slide power point. Jadi kita itu ada pelatihan pascaledakan di kelas. Fokus di kelas. Latihan menganalisis ledakan ini, bahannya apa. Lalu cara kita bikin laporan seperti apa," katanya. 

Ruangan kelas tersebut berjarak sekitar 5-7 meter dengan bangunan yang dibuat sebagai lokasi penyimpanan bahan peledak berukuran sekitar 2 m x 3 m. 

Artinya, kedua ruangan tersebut; ruang kelas para anggota dan ruang penyimpanan bahan peledak tersebut, berada di dua area bangunan yang tidak berdempetan satu atap atau satu pondasi. 

Sehingga, lanjut Sandhi, saat terjadi ledakan, serpihan kaca ruangan kelas yang pecah itu mengenai tubuh seisi orang di ruangan itu, hingga melukai 10 orang di antaranya. 

"Terus, di lain kejadian, eh itu meledak, kena ke personel yang ada di kelas itu. Jarak antara kelas dan ruang yang meledak, sekitar 5-7 meter. Iya 2 ruangan berbeda. Bukan ruang dempet," pungkasnya. 

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Komandan Brimob Polda Jatim Ungkap Alasan Tak Kunjung Musnahkan Bahan Peledak di Markasnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini