News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Smart Air Jatuh di Nunukan

Pesawat Smart Air Jatuh, Awak Ditemukan Setelah Pilot Buat Asap 'SOS'

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar, diduga keberadaan puing pesawat Smart Air yang diduga jatuh di Binuang, Kaltara. (Istimewa)

TRIBUNNEWS.COM, MALINAU - Awak pesawat Smart Air yang jatuh di belantara Nunukan, Kalimantan Utara akhirnya ditemukan oleh Tim SAR gabungan.

Dua kru pesawat Pilatus Porter Pc-6 dengan regisrasi PK SNE ditemukan berbeda nasib. Kapten pilot M Yusuf ditemukan selamat sedangkan kru lain yakni engineer atas nama Deny S meninggal dunia, Minggu (10/3/2024).

Keterangan resmi Dandim 0910 Malinau, Letkol Inf Alisun, pilot pesawat Smart Air yang jatuh di Nunukan.

Baca juga: Jenazah Deni Sobali Korban Jatuhnya Pesawat Smart Air Dijadwalkan Tiba di Pangandaran Siang Ini

Pada saat lokasi kecelakaan ditemukan, korban pesawat Smart Air yang jatuh di Binuang, Kecamatan Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan tersebut sempat membuat tanda meminta pertolongan (SOS).

Tanda SOS tersebut adalah dengan membuat kepulan asap di lokasi kecelakaan.

Tanda tersebut sempat dilihat oleh tim yang menyusur lokasi jatuhnya pesawat Smart Air tersebut.

Selamatnya satu korban berkat tanda yang dibuat oleh korban di lokasi sehingga penyelamatan bisa cepat dilakukan.

"Kami meyakini ada tanda-tanda baik, saat lokasi ditemukan. Di sana ada api dan ada asap terlihat.

Kalau dihitung waktu, tidak mungkin itu api dari kecelakaan. Pasti dibuat oleh kru yang selamat," ujar Dandim Letkol Inf Alisun.

Tanda tersebut dilihat oleh seorang kru Smart Air yang ikut dalam tim pencarian.

Dan, Investigator KNKT, yang ikut dalam rombongan mendokumentasikan titik jatuh untuk dikaji di Posko Bandara Malinau.

Baca juga: Pilot M Yusuf Selamat Berkat Tanda SOS Kepulan Asap di Lokasi Jatuhnya Smart Air, Ini Kisahnya

Tim penolong yang pertama kali melihat tanda pertolongan merupakan kru Smart Air yang juga merupakan kolega korban selamat.

Dalam rapat pembahasan pada Sabtu (9/3/2024) sore, kesaksian tersebut dipaparkan dalam rapat bersama tim darurat.

"Kami meyakini itu (api) dibuat. Bisa jadi tanda untuk meminta pertolongan yang dibuat kru selamat," ungkap seorang kru smart air dalam pertemuan tersebut.

Setelah dikaji tim gabungan, Dandim Letkol inf Alisun meminta tim penolong untuk kembali ke lokasi sejam sebelum waktu terbang berakhir.

Pria yang berpengalaman tugas di belantara perbatasan Papua tersebut memutuskan untuk dropping perbekalan dan menerjunkan tim pertolongan pertama di lokasi.

Saat itu, tim belum bisa memberikan keterangan resmi untuk menjaga kondisi batin keluarga korban.

Alhasil, sore tadi, korban selamat yakni pilot dan jenasah satu kru yang meninggal dunia berhasil dievakuasi dari lokasi ke Tarakan.

"Saat ini masih ada rekan kami dari tim yang bertahan di lokasi untuk mengevakuasi korban tadi dan sejumlah kelengkapan pesawat. Insyallah, besok akan dijemput," ungkap Alisun.

Pilot Sudah Setahun Terbangi Binuang

Maskapai Smart Air angkat bicara terkait pesawat miliknya, PK SNE Pilatus Pc6 yang hilang kontak saat menuju Desa Binuang,Krayan Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat (8/3) pagi.

Diketahui pesawat terebut lepas landas dari Bandara Internasional Juwata, Tarakan.

Distrik Manager Smart Air Tarakan, Nasrul mengklaim sebelum keberangkatan pesawat dengan rute Tarakan-Binuang tersebut, sudah dilakukan pemeriksaan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Pesawat ini dipiloti oleh Capt. Muhammad Yusuf dan Deni S sebagai engineer.

Nasrul juga membeberkan, kondisi geografis dan cuaca di wilayah Binuang memang hanya bisa mengandalkan visual oleh seorang pilot.

Dalam hal ini pilot Capt. Yusuf diniliai sudah berpengalaman dan memiliki jam terbang 300 KM per jam atau kurang lebih hampir setahun sudah bolak balik di Kaltara, khususnya rute menuju Tarakan-Binuang-Malinau.

Karena home base PK SNE disiagakan di Hanggar Malinau. Artinya kata Nasrul, pilot sudah berpengalaman menguasai medan.

Dikatakan Nasrul, sebelum berangkat, sesuai disampaikan Danlanud Anang Busra, pilot harus betul-betul melihat visualnya.

"Bahwa kebetulan pagi kemarin sebelum berangkat, kami meminta datanya dan kebetulan cuacanya dalam kondisi bagus.

Untuk jarak tempuh ke Binuang 1 jam dari Tarakan.

Jam terbang pilotnya sendiri di Pilatus, cukup lama di area Kalimantan. Totalnya jamnya sebanyak 754 jam. Kemudian di Kaltara sendiri sudah kurang lebih setahun," papar Nasrul.

Kemudian lanjut Nasrul, kapasitas pesawat tidak bisa ditentukan berapa yang bisa dibawa maksimal, menurutnya untuk muatan itu dihitung sesuai jarak dan bahan bakar yang dibawa.

“Dengan Rute Tarakan-Binuang, dengan bahan bakar dibawa bisa angkut 650 kilogram dan itu sudah dengan krunya,” jelasnya.

Kemudian lanjutnya, perintis kargo rute Tarakan-Binuang ini terbang seminggu sekali.

Kemarin jadwalnya sedang tidak mengangkut penumpang dan hanya mengangkut barang. "Hanya ada kru (pilot) dan engineer.

Dan yang dibawa adalah bahan pokok seperti barang subsidi perintis kementerian," jelasnya.

Seharusnya kata Nasrul, jika sudah tiba di Binuang yang jadwal normalnya berangkat dari Tarakan pukul 08.30 WOITA tiba pukul 09.20 WITA, maka berlanjut menuju Desa Data Dian, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau.

"Seharusnya kalau sampai Binuang, selanjutnya menjalankan perintis lagi akan ke wilayah lain lanjut ke Malinau dan lanjut perintis ke Data Dian untuk perintis Malinau," terangnya.

Berkaitan dengan SOP sebelum terbang, memang satu orang lainnya yakni Deni S ikut dalam penerbangan karena bertugas sebagai engineer on board.

"Sebenarnya pesawatnya stanby di home base Malinau tapi di Tarakan menginap sehari, dan memang kami bawa engineer.

SOP kami sebelum keberangkatan pesawat itu, semua komponen pesawat dicek. Dan sebelum dicek, dirilis. Jadi kondisi pesawat bagus. Dan pesawat itu masih baru,” tegasnya.

Nasrul menyampaikan bahwa untuk PK SNE ini sendiri beroperasi dari 2017.

Namun di Tarakan dan Kaltara, sudah empat tahun beroperasi. Untuk maskapai yang dimiliki Smart Air melayani rute perintis.

Teknisi Warga Jabar

Deni Sobali, warga Kabupaten Pangandaran Jawa Barat dikabarkan menjadi korban pesawat jatuh.

Deni merupakan seorang teknisi.

Deni dikabarkan menjadi korban pada kecelakaan pesawat Pilatus Smart Aviation type PC6 PK-SNE yang jatuh di Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Informasi yang diterima, awalnya pesawat perintis tersebut hendak membawa bahan kebutuhan pokok (sembako).

Kemudian, tidak lama dilaporkan hilang kontak setelah lepas landas dari bandara Internasional Juwata Tarakan pada Jumat (8/3/2024) pukul 08.25 Wita.

Ada sejumlah korban pesawat Smart Aviation yang jatuh, yakni Capt. M Yusuf (29) dari Kluster Botanical Garden III No. 9, Bekasi Selatan, dan satu lagi bernama Deni Sobali warga Kabupaten Pangandaran.

Kepala Desa Wonoharjo, Dede Suprapto membenarkan, warganya menjadi korban pesawat jatuh di Nunukan Kalimantan Utara.

Korban tinggal bersama istrinya di RT 1/19 Dusun Padasuka Desa Wonoharjo Kecamatan Pangandaran.

"Dia (Deni) sudah lama bekerja di pesawat. Pertama, pernah bekerja di pesawat Susi Air," ujar Dede dihubungi wartawan melalui WhatsApp, Senin (11/3/2024) pagi.

Pertama mendapatkan informasi ditemukan titik lokasi pesawat, Ia langsung bergegas berkoordinasi dengan pihak keluarganya.

"Informasi, nanti jenazah akan diberangkatkan melalui Jakarta menuju Pangandaran," katanya.

Sesampainya di Kabupaten Pangandaran, nanti rencananya jenazah langsung dibawa ke rumah orang tuanya di Kecamatan Cijulang.

"Memang, dulu sempat punya KTP Desa Wonoharjo karena istrinya orang sini (Wonoharjo). Tapi, tahun 2021 pindah ke Cijulang karena aslinya orang Cijulang," ucap Dede.

Kepala Bandara Nusawiru Pangandaran, Hendra Gunawan menyebut, jenazah korban pesawat jatuh dijadwalkan akan tiba jam 2 siang hari Senin (11/3/2024) ini."Nanti, jadwalnya jam 2 pak," ujarnya melalui WhatsApp. (Tribun Kaltim/Tribun Jabar)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini