TRIBUNNEWS.COM, CILEGON - Gagal menjadi anggota DPRD Kota Cilegon, Sumedi Madasik menghentikan aliran pipa air bersih ke rumah warga.
Kejadian tersebut terjadi di RT 003/006 Cisuru, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten.
Sumedi Madasik adalah pemilik Sumur Bor Bukit Teletubbies yang maju pada Pileg 2024 untuk kursi DPRD Kota Cilegon.
Baca juga: Respons Menohok KPK Sikapi Fenomena Caleg Gagal Tarik Bantuan: Memang Transaksional Terjadi
Namun, dia gagal terpilih.
Buki, seorang warga Cisuru, mengaku penyetopan aliran air bersih ke rumah warga dilakukan empat haris setelah pencoblosan Pemilu 2024.
Penyaluran air bersih dari pemilik sumur sudah dilakukan selama empat tahun.
Warga juga membayar Rp10.000 per kubik kepada pemilik setiap bulan.
Menurut Buki, sebelum pencoblosan, pemilik bor meminta warga untuk memberikan dukungannya saat maju sebagai caleg.
Namun, banyak warga yang tidak memilih caleg dari PKS tersebut.
"Beliau minta supaya dapat 100 suara dari kampung ini. Berhubung suaranya tidak sampai, akhirnya diputus sama dia," ucapnya di Cisuru, Selasa (12/3/2024).
Padahal, tidak ada perjanjian antara warga dan pemilik untuk mendukungnya pada Pemilu 2204.
Warga lainnya, Satriah, mengakui adanya kesepakatan warga dengan si pemilik sumur bor pada saat Pemilu 2024.
Namun banyak warga kampung yang awam, sehingga tidak memilih Sumedi sebagai caleg.
Kini, kata Satriah, warga setempat hanya pasrah ketika pemilik menyetop aliran air bersih dari sumur bor.
Baca juga: Serba-serbi Caleg Gagal di Pemilu, Halusinasi Jadi Legislator, Tarik Bantuan hingga Bongkar Makam
Apalagi sumur bor itu milik pribadi, bukan pemerintah.
"Sekarang kita susah ngambil air. Harapannya dari pemerintah ada perhatiannya untuk kita, kalau bisa dibuatkan sumur bor biar kita tidak kesulitan air lagi," ujarnya.
Penjelasan Sumedi
Sumedi Madasik membantah hal itu dilakukan sepihak setelah tidak lolos menjadi anggota DPRD Kota Cilegon.
Menurutnya, penyetopan itu dilakukan sementara atas kesepakatan bersama mencari solusi agar bisa menutup beban biaya yang selama ini sudah ditanggungnya.
"Memang saya caleg dan gagal. Mungkin Allah belum restui dan meridai saya untuk mewakili masyarakat yang seutuhnya," ucapnya.
Madasik mengaku tidak seperti caleg lain yang melakukan politik uang untuk membeli suara rakyat.
Baca juga: Ini 38 Puskesmas dan RS di Jakarta Disiapkan Layani Caleg Gagal yang Stres di Pemilu 2024
"Kurang lebih empat tahun saya bantu air bersihnya. Bahkan alhamdulillah air yang saya alirkan ke sana ph-nya 7 itu luar biasa bahkan masyarakat Cisuru pun sendiri bisa mengonsumsi air bersih, termasuk saya dari sini," katanya.
Adapun Rp 10.000 per kubik yang dibayarkan warga, Madasik mengaku hanya menerima Rp 5.000 dan sisanya dikelola warga setempat, seperti untuk perawatan mesin dan beban listrik.
Namun, Madasik mengaku uang tersebut belum cukup untuk menutupi biaya listrik.
Dia mengklaim harus menggunakan uang pribadi untuk menutupi biayanya.
"Itu sudah berjalan empat tahun lebih. Selisihnya antara Rp 2 juta-Rp 2,5 juta setiap bulan. Saya harus mensubsidi pembayaran listrik untuk pengaliran air bersih ke masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Punya Tempat Rehabilitasi ODGJ, Ipda Purnomo Siap Tampung Caleg Gagal di Pemilu 2024
Sebagai gantinya, Madasik berharap agar warga setempat bisa memilihnya pada Pemilu 2024.
Menurut dia, wajar baginya berharap besar kepada masyarakat setempat untuk memberikan suara pada Pemilu 2024.
Dari jumlah sebanyak 140 warga yang masuk DPT, dirinya mengakui telah meminta sebanyak 100 suara.
"Saya cuma berharap itu cuma 100 suara, wajarlah kurang lebih sekitar 70 persen, tapi yang saya dapat cuma 45 persen," ucapnya.
Awalnya, warga setempat telah bersepakat untuk memilihnya saat Pemilu 2024.
Namun pada pelaksanaannya, sejumlah warga diduga menerima uang untuk memilih salah satu calon.
"Itu akibat serangan fajar," kata Madasik.
Dia mengaku penyetopan sementara itu bukan semata-mata karena gagal dalam Pileg 2024, tetapi karena tidak sanggup membayar beban listrik sumur bor yang selama ini ditanggungnya.
Pada 18 Februari 2024, Madasik telah mengundang tokoh masyarakat setempat untuk mencari solusi agar biaya listrik dan perawatan mesin ditanggung warga.
Baca juga: 9 Aksi Caleg Gagal Terpilih di Pemilu Lalu, Ada yang Tarik Bantuan dan Stres, Bagaimana Pemilu 2024?
Madasik pun menawarkan biaya pengambilan air dari salurannya dinaikkan dari sebelumnya Rp 10 ribu per kubik.
"Saya berharap naik, supaya bisa menutupi kebutuhan biaya listriknya, ternyata sampai detik ini belum ada solusi," ujarnya.
Madasik menegaskan tidak memutus sambungan air.
Penyetopan ini, kata dia, hanya dilakukan sementara sampai ada solusi terbaik.
Penulis: Ahmad Tajudin
Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Mantan Caleg Setop Aliran Sumur Bor, Warga Cisuru Cilegon Harus Jalan Sejauh 1 Km untuk Air Bersih