TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah anak muda di Kabupaten Bandung kerap menggelar balap liar yang meresahkan masyarakat.
Terlebih, balap liar yang dilakukan di Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini kerap digelar saat bulan Ramadan.
Hampir setiap tahunnya saat Ramadan, terjadi balap liar di Majalaya.
Padahal, mulai dari Polri hingga TNI kerap membubarkan balap liar ini.
Bahkan jajaran jajaran kepolisian kerap menangkap para pelaku balap liar ini, namun mereka seakan tak ada kapoknya.
Pada Ramadhan kali ini saja, puluhan motor sudah ada yang diamankan Polsek Majalaya. Bahkan terdapat dua remaja yang kedapatan membawa senjata tajam.
Forum komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Majalaya menolak balap liar, dengan menggelar deklarasi bersama tokoh masyarakat dan Ormas di Majalaya, Minggu (17/2/2024) sore.
Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo, melalui Kapolsek Majalaya Kompol Aep Suhendi, mengatakan, deklarasi tersebut digelar untuk menyikapi perkembangan situasi kamtibmas mengenai maraknya balap liar.
"Baik itu sore hari maupun malam hari (balap liar) tentunya mengganggu kenyamanan para pengguna jalan raya," ujar Aep.
Sehingga dengan dasar tersebut, kata Aep, merasa perlu melakukan deklarasi tersebut, sebagai bukti bahwa kejadian tersebut bukan hanya tanggung jawab TNI-POLRI.
"Tapi sudah menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat," kata Aep.
Baca juga: Pria di Ponorogo Dihajar saat Bubarkan Balap Liar, Polisi Tetapkan 3 Remaja sebagai ABH
Aep mengungkapkan, deklarasi ini bentuk bukti nyata Forkopimcam Majalaya untuk tidak diam dalam memberantas balap liar yang meresahkan masyarakat.
"Kami tetap solid, sesuai dengan moto kita Majalaya Bangkit, bangkit dari segalanya, dengan sinergitas semua unsur dan komponen di Majalaya," tuturnya.
Aep mengatakan, balap liar kerap terjadi di Majalaya selama bulan Ramadhan, pihaknya menemukan indikasi bahwa kegiatan balap liar ini ada yang mengkoordinir.