Sebelumnya, Pangdam Jaya, Mayjen Mohamad Hasan menuturkan, saat ini investigasi sedang berlangsung untuk mencari penyebab ledakan.
Namun, dugaan awal penyebab ledakan yakni amunisi yang sudah kedaluwarsa.
"Untuk detailnya masih kita akan investigasi, tetapi seperti yang disampaikan di awal bahwa ini adalah amunisi-amunisi kedaluwarsa dan sudah afkir, yang kemungkinan sudah sangat labil, baik unsur kimianya maupun zat-zat lainnya sehingga itu yang baru kita perkirakan," terangnya.
Hasan sebelumnya juga menuturkan, ledakan berasal dari gudang bernomor enam, Sabtu pukul 18.05 WIB.
Gudang tersebut merupakan tempat penyimpanan amunisi kedaluwarsa.
"Kami menganalisa bahwa ini karena amunisi yang kedaluwarsa yang sudah dikembalikan," ungkap Hasan.
Hasan menyebut, pihaknya sudah membuat surat untuk pemusnahan amunisi yang telah kedaluwarsa itu.
Ia menuturkan, amunisi kedaluwarsa kondisinya labil dan mudah meledak.
"Jadi kemungkinan adalah karena, seperti bahan peledak kan bahan kimia yang kemungkinan sangat labil, dan memang kita tidak pakai lagi. Jadi kemungkinan seperti itu."
"Dan di gudang itu tidak ada sistem listrik yang sebabkan dari luar. Kemungkinan dari materil dari amunisi itu sendiri yang bergesek menimbulkan asap ataupun ledakan," jelasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Panglima TNI Sebut Gudang Amunisi di Bogor Isinya 65 Ton Peluru, Sudah Ada Rencana Pemusnahan
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto/Deni)(TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami)