Bertu mengungkapkan kronologis kejadian tersebut mulai pembakaran dilaporkan pukul 11.15 WIT.
Tepat sebelum terjadinya praktek rudapaksa yang dilakukan oleh pendemo terhadap dua warga sipil.
"Jadi saat itu, pihak keamanan berusaha untuk memundurkan masa karena mereka tidak berizin untuk melakukan aksi demo, namun masa ini tidak terima dan langsung membakar rumah S," kata Bertu.
Karena sudah terlihat ada asap, maka pihak keamanan langsung beranjak ke titik kebakaran. Sesampainya di tempat kejadian, masa masih terlihat untuk melakukan pengrusakan rumah S dan musala.
Atas hal itu, pihak keamanan langsung membubarkan mereka dan melakukan pemadaman dengan menggunakan kendaraan AWC milik Brimob Danyon C.
"Alhamdulillah, api pun berhasil dipadamkan, dan tidak menyebar ke musala walaupun tempat ibadah itu sudah dirusak warga. Kaca-kaca dan telah menyiram minyak tanah," ujarnya.
Kemudian, untuk kerugian material dari kejadian tersebut di antaranya, satu rumah, satu sepeda motor, dan diperkirakan ada beberapa barang berharga lainnya yang ikut terbakar.
"Kami sudah menerima laporan polisi dari pemilik rumah, dan telah melengkapi saksi-saksi, maka itu berdasarkan laporan tersebut, kami akan melakukan kerja-kerja profesional dan terukur untuk mencari para pelaku," ujarnya.
Sementara itu, saksi bernama Sulistiono dan Rida menyebut ada empat pria tak dikenal sebagai pelaku melarikan diri sesaat api disulutkan.
Mereka disebut membawa jerigen berisi bensin, lalu mendobrak pagar musolah.
Jendela musolah tersebut juga dipecahkan para pelaku.
Pengurus Musolah Almubin, Malik dan Sulistiono mengungkapkan kronologisnya kepada Tribun-Papua.com, Sabtu (06/04/2024).
“Kemarin pagi ada empat orang datang membawa jerigen berisi bensin dan mendobrak pintu pagar, kemudian mereka masuk dan memecahkan kaca jendela dan pintu Musolah, setelah itu mereka lari,” ungkap Malik.
Kala itu, penjaga musolah sedang membersihkan lingkungannya.