"Tapi maka kami juga berharap dengan waktu yang sebetulnya digitalisasi ini dimulainya sejak 2020 walaupun 2020 ada COVID-19, kami berharap masyarakat, sekali lagi pengguna jasa untuk kesadaran, ketertiban bersama, mari disiplin, supaya kenyamanan bersama juga bisa tercapai," ajaknya.
Biang Kerok Antrean Panjang di Pelabuhan Merak
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengungkap 'biang kerok' antrean panjang di Pelabuhan Merak selama puncak arus mudik lebaran 2024.
Baca juga: Kapan Lebaran Idulfitri 2024? Muhammadiyah 10 April, Pemerintah Tunggu Hasil Sidang Isbat Besok
Puncak arus mudik Idul Fitri 1445 Hijriah di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten terjadi pada 6-7 April, dengan jumlah tertinggi terjadi pada H-3 lebaran.
"Jadi hari puncaknya itu Sabtu malam Minggu, yaitu yang tertinggi adalah jumlah kendaraannya sebesar 42 ribu lebih, dibandingkan tahun lalu yang sekitar 39 ribu," ujar Ira Puspadewi.
"Dengan demikian, ini adalah all time highest atau selama ASDP berdiri, satu hari yang menyeberangkan tertinggi adalah di musim angkutan lebaran tahun ini," sambungnya.
Ira Puspadewi mengatakan penyebab antrean panjang menuju Pelabuhan Merak itu dikarenakan banyak pemudik yang tiba tidak sesuai jadwal keberangkatan.
ASDP mencatat 19.700 kendaraan tak bertiket dalam puncak arus mudik yang menghantarkan 42 ribu kendaraan ke Bakauheni, Lampung, pada puncak arus mudik lebaran 2025.
"Satu catatan bersama yang menjadi evaluasi bersama bagi ASDP dan seluruh stakeholders yang terlibat dalam operasi penegangan angkutan lebaran ini adalah bahwa dari 42 ribu kendaraan tadi (pada H-3 Lebaran), 32 persen-nya atau jumlah absolutnya adalah 19.700 kendaraan, itu datang di hari yang sama baru mencoba mendapatkan tiket di hari yang sama," kata Ira Puspadewi.
"Akibatnya, 19.700 kendaraan ini datang lebih awal. Jadi dia datang satu atau dua hari lebih awal dari hari sesungguhnya," jelasnya.
Jumlah kendaraan yang tak sedikit itu pun, lanjut Ira, menyebabkan kapasitas yang berlebih di kantung-kantung parkir Pelabuhan Merak.
Baca juga: Sebut Leukimia, Rigen Rakelna Ungkap Kondisi Babe Cabita Sebelum Meninggal Dunia
Dampaknya, Perjanjian Tingkat Layanan (SLA) atau pelayanan yang diberikan oleh ASDP menjadi berubah dan membuat waktu keberangkatan menjadi lebih lama.
'Dengan demikian ada stretching capacity yang lebih banyak sekali. Teman-teman bisa bayangkan kalau 19.700 kendaraan dalam satu hari (datang bersamaan)," kata Ira.
"Maka tentu saja SLA (Service Level Agreement) atau level pelayanan kami menjadi berubah, waktu tunggunya menjadi sangat panjang, dengan demikian, kami akan evaluasi dari sisi kami, tentu saja apa yang kami bisa perbaiki kedepannya," imbuhnya.