Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Remaja berinisial MD (18), asal Desa Kalipadang, Kecamatan Benjeng, Gresik ditemukan tewas dengan jeratan tali pramuka pada leher di rumahnya, Minggu (7/4/2024).
"Info awal korban gantung diri indikasi awal karena frustasi akibat putus dengan pacar," ujar Kapolsek Benjeng Iptu Alimin Tunggal.
Korban diketahui berinisial MD, ditemukan tak bernyawa dengan kondisi menggantung pada seutas tali pramuka di rumahnya.
Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 00.00 WIB, ayah korban berusaha mencari keberadaan MD karena sejak sore tidak kelihatan di rumah.
Setelah sekian lama mencari bersama keluarganya, bibi korban berinisial S akhirnya menemukan MDAM berada di lantai atas rumahnya.
Baca juga: Sosok Suami di Kalbar yang Bunuh Istri, Pelaku Buat Skenario agar Warga Mengira Korban Gantung Diri
Pilunya, korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia gantung diri dengan kondisi leher terjerat tali pramuka yang digantung di atap kayu rumahnya.
Bibi korban akhirnya memanggil keluarganya untuk menurunkan jenazah dari atap rumah.
“Korban meninggal dunia dengan luka bekas jeratan tali di leher,” kata Kapolsek Benjeng.
Korban akhirnya dievakuasi dan disemayamkan di pemakaman umum desa setempat
Dilempar Bom Molotov
Supriyadi (27), tersangka kasus pelemparan molotov ke rumah mantan kekasih di Kabupaten Banyuwangi punya cerita menarik dalam aksinya
Ide untuk melempar molotov itu muncul setelah ia melihat berita-berita soal perang Rusia-Ukraina.
Dari berita-berita yang beredar, molotov menjadi salah satu senjata warga sipil Ukraina untuk melawan invasi Rusia.
Otoritas Ukraina juga mengajari rakyat sipil untuk membuat molotov.
Berita-berita itu ternyata melekat di kepala Supriyadi. Sampai-sampai Warga Desa Temuasri, Kecamatan Sempu terinspirasi untuk melemparkan molotov di rumah sang kekasih.
Ketika ditanya soal asal muasal belajar membuat molotov, Supriyadi mengaku bahwa perang yang berlangsung sejak 2022 itu menjadi sumber utama.
"Dari perang Rusia dan Ukraina," jawab pria yang kedua lengannya dipenuhi tatto itu, saat ungkap hasil tangkapan di Mapolresta Banyuwangi, Senin (16/1/2023).
Supriyadi mengaku telah berhubungan dengan kekasihnya, NA (40), selama tujuh bulan.
Ia kesal karena diputus oleh sang pujaan hati.
Hal tersebut yang mendorongnya untuk membakar rumah mantan kekasih dengan menggunakan molotov.
"Seketika itu [niat membakar rumahnya]," lanjut Supriyadi.
Baca juga: AS Muak, Ancam Ubah Haluan jika Israel Terus Bom Warga dan Staf Bantuan di Gaza
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Agus Sobarnapraja menjelaskan, tersangka melempar bom molotov ke rumah kekasihnya di Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, Kamis (12/1/2023).
Tak ada korban dari lemparan molotov. Namun, bom tersebut sempat membakar kursi dan sebagian area teras rumah korban.
"Kami berhasil mengamankan dalam waktu kurang dari 24 jam," kata Agus, dalam kesempatan yang sama.
Menurutnya, ada dua molotov yang tersangka lemparkan ke rumah korban. Satu berbahan botol anggur merah. Sementara satunya berasal dari botol minuman berenergi.
Baca juga: Nasib Wanita Diputuskan Pacar karena Rumahnya Gubuk, Isinya Ternyata Mewah, Bikin Mantan Menyesal
Bom molotov dibuat dengan memasukkan bahan bakar minyak jenis pertalite yang diambil dari tangki motor tersangka. Botol kemudian ditutup dengan kapas sintetis.
Usai pembuatan molotov selesai, tersangka langsung berangkat ke rumah korban. Tepat di depan kediaman kekasihnya itu, ia berhenti dan bergegas menyulut molotov dengan korek api.
Saat itu juga molotov dilempar ke arah rumah korban.
Kobaran api dari molotov membakar bagian teras rumah. Kursi yang terdapat di sana ikut terbakar.
Beruntung, tak ada korban yang ikut terbakar akibat bom molotov itu.
Merasa diteror, korban melapor kejadian itu ke kantor polisi. Dengan bukti yang cukup, anggota unit reskrim Polsek Srono menangkap pelaku dan membawanya ke kantor polisi
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Putus dengan Pacar Berujung Pilu, Remaja Gresik Pilih Jalan Lain, Tali Pramuka jadi Saksi Bisu