Selanjutnya, dari laporan dari BPBD kabupaten Sitaro, Gunung Ruang kembali erupsi pada Rabu malam, pukul 01.30 WIB.
Pada saat itu, terjadi hujan abu vulkanik.
Dikutip dari situs BNPB, dampak erupsi gunung Ruang, yakni sebanyak 272 Kepala Keluarga atau 828 jiwa mengungsi.
Rinciannya, 45 jiwa berada di Gedung BPU Kecamatan Tagulandang dan sebanyak 783 jiwa berada di rumah kerabat dan saudara di daratan Pulau Tagulandang.
Diketahui, lokasi pengungsian berada di Gereja GMIST Nazareth Bahoi, Balai Latihan Kerja Bahoi, GOR Tagulandang, Balai Pertemuan Umum (BPU) di Kecamatan Tagulandang.
4. Status Tanggap Darurat 14 Hari
Sebelumnya, Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari, terhitung mulai tanggal 16 - 29 April 2024.
BPBD pun melakukan kaji cepat, evakuasi dan penyiapan sarana evakuasi di Kecamatan Tagulandang.
"Masyarakat yang ada di Desa Patologi dan Desa Pumpente di evakuasi ke Kecamatan Tagulandang dengan menggunakan 2 unit kapal Ferry (KMP Lokong Banua dan KMP Lohoraung ditambah dengan perahu penyeberangan milik warga," Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu.
Selain itu, pemerintah daerah telah mempersiapkan personil dilapangan.
Terdiri dari BPBD, perangkat Kecamatan Tagulandang, perangkat Kampung, Kelurahan, SatPol PP, Damkar dan Dinkes dengan total sebanyak 30 personil.
Baca juga: Gunung Ruang Sulut Erupsi, PVMBG Meminta Masyarakat Mewaspada Potensi Tsunami
5. Warga Diiumbau Tak Masuki Wilayah Radius 6 Km
Masyarakat di sekitar Gunung Ruang pun diimbau tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif.
Sementara itu, masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya dekat pantai, diimbau agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunungapi ke dalam laut.
Selain itu, warga diimbau menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan.
Di sisi lain, masyarakat diharap tenang, beraktivitas seperti biasanya, dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ruang, serta tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Ruang melalui aplikasi MAGMA Indonesia.