TRIBUNNEWS.COM, LUWU - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Derah (BPBD) Sulsel, Amson Padolo, mengklarifikasi terkait jumlah total korban tewas akibat bencana banjir bandang dan longsor di Luwu.
Amson Padolo menyebut sebelumnya terjadi misinformasi data korban meninggal dunia yang diberitakan 14 orang.
"Pada saat itu sistem komunikasi tertutup di lokasi banjir. Sehingga apa yang diupdate BPBD Luwu berdasarkan data sementara saja. Jadi pada saat sudah dilakukan pencarian, ternyata yang bersangkutan belum meninggal," jelas Amson Padolo.
BPBD Sulsel memastikan, total korban meninggal dunia di Luwu berjumlah 11 orang, dan bukan 14 orang seperti yang diberitakan sebelumnya.
Baca juga: 14 Warga Meninggal karena Banjir Bandang dan Longsor di Luwu
"Jadi data sebenarnya untuk Luwu, 11 meninggal dan satu dalam pencarian. Sebanyak delapan orang meninggal dunia di Latimojong dan 3 orang meninggal dunia di Suli Barat," ujarnya.
Identitas Korban
Bencana banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
13 Kecamatan di Kabupaten Luwu digenangi air setelah hujan deras sejak Jumat (3/5/2024).
Data tersebut diungkap oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu.
Tak hanya banjir bandang saja, salah satu kecamatan, yakni Kecamatan Latimojong juga dibarengi dengan bencana tanah longsor.
Banjir bandang dan tanah longsor ini menimbulkan korban jiwa.
Dilaporkan sebelumnya, bencana tanah longsor di Latimojong merenggut 7 nyawa.
Kepala Desa Buntu Sarek, Sabil mengaku, sebanyak 7 warganya dikabarkan tertimbun material longsor.
"Dikabarkan ada 7 orang meninggal dunia, akibat tanah longsor," jelasnya.
Baca juga: Harga Bawang Merah Melambung, Bapanas Beralasan Akibat Banjir dan Keterbatasan Tenaga Kerja
Kata Sabil, laporan warga yang menjadi korban ialah Rumpak (97), Jatima (55), Rima (84), Muhammad Misdar (29), Mawi (57), Sukma (9), dan Kapila (87).