TRIBUNNEWS.COM - Jenazah Putu Satria Ananta Rustika (19) tiba di rumah duka dan akan dilakukan upacara pengabenan pada hari ini, Jumat (10/5/2024).
Putu Satria merupakan taruna tingkat satu Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta yang tewas dianiaya seniornya.
Sebanyak empat taruna tingkat dua telah ditetapkan sebagai tersangka.
Rumah korban di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali dipenuhi para pelayat berpakaian hitam.
Kepergian Rio meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan kerabat.
Di depan pintu masuk rumahnya berjejer papan ucapan bela sungkawa untuk kepergian Rio (Putu Satria).
Ibunya, Ni Nengah Rusmini, mengungkapkan betapa mendalam duka yang dirasakan.
Situasi menjadi semakin haru ketika jenazah Rio tiba di rumah duka pada pukul 07.00 WITA dan langsung disemayamkan di bangunan Bale Dangin, dan menunggu prosesi pengabenan yang telah direncanakan keluarga.
Di depan rumah, tampak terparkir sepeda motor 2 tak jenis Yamaha RX Spesial yang di depannya terpasang foto Putu Satria.
"Rio sangat menyayangi motor 2 tak ini. Tiga hari sebelum ia meninggal, ia masih meminta ayahnya untuk memasang stiker baru di motor kesayangannya itu," kata Rusmini sambil terisak.
Motor tersebut tidak hanya sekadar kendaraan, tetapi juga menjadi simbol dari kecintaan Rio terhadap kehidupan dan minatnya yang mendalam.
Baca juga: Update Taruna STIP Tewas Dianiaya: Korban Sempat Curhat ke Pacar, Keluarga Pelaku Belum Minta Maaf
"Motor ini ikut mengantarkan jenazah Rio pulang ke rumah. Ini seperti keinginan terakhirnya," tambah Rusmini.
Sementara keluarga berduka, kasus kematian Rio juga memasuki babak baru di ranah hukum.
Polres Jakarta Utara telah menetapkan 3 tersangka lain, dari kasus ini selaim tersangka utama Tegar Rafi Sanjaya (21).