TRIBUNNEWS.COM - Banjir bandang lahar dingin di Sumatera Barat merusak bangunan di sejumlah titik.
Salah satunya di Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, Agam, Sumatera Barat.
Seorang warga setempat, Martis, menceritakan apa yang dialaminya.
Warung milik martis diketahui sudah hancur rata dengan tanah setelah diterjang banjir bandang.
Ia bahkan masih bolak-balik menyisir setiap bagian bangunan warung miliknya yang tidak tersisa tanpa jejak, Senin (13/5/2024) pagi.
Ia mengelilingi rumahnya dan rumah warga lain, untuk memastikan dimana bangunan warung semi permanen itu terbawa air.
"Entahlah, puing bangunannya saja tidak ketemu lagi," ujarnya, melihat lokasi sekitar tempat kira-kira bangunan warungnya tersangkut.
Banjir Datang Tanpa Aba-aba
Sejak dialihkannya hulu sungai yang biasanya mengaliri nagari Koto Tuo beberapa waktu terakhir, volume air sungai menurun drastis.
Warga hanya mendapat informasi bahwa air dialihkan oleh masyarakat hulu ke Pakan Sanayan.
Akibat pengalihan air ini, sejumlah material kayu, batu dan sampah dari Gunung Singgalang tidak mengalir lagi.
Sehingga saat material sudah terlalu banyak tersangkut dan debit air makin tinggi di hulu, banjir besar datang.
"Ini bukan kiriman dari lahar dingin, tapi galodo. Bisa jadi dari Talago Dewi Gunung Singgalang," ujarnya.
Banjir besar ini, terjadi sekira pukul 22.15 WIB, Sabtu (12/5/1024). Banjir dibuka dengan bunyi bebatuan dan pohon yang keras menyisir sungai di Koto Tuo.
Pembukaan banjir dengan batu dan pohon ini langsung disertai air yang sangat besar dan amat keruh.