Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim penanganan darurat bencana banjir lahar hujan atau galodo Sumatra Barat menggelar rapat di Istana Bung Hatta Bukittinggi pada Rabu (22/5/2024).
Rapat tersebut menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo setelah melakukan tinjauan ke lokasi terdampak galodo di Kabupaten Agam Sumatera Barat pada Selasa (21/5/2024) lalu.
Baca juga: Tim SAR Temukan Jenazah Terakhir Korban Galodo Kabupaten Agam Tersangkut di Sungai
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, mengatakan dalam rapat yang dipimpin oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Fajar Setyawan, terdapat empat langkah mendesak yang perlu segera dilaksanakan.
Empat hal tersebut, kata dia, sebagai langkah mitigasi untuk antisipasi risiko potensi bencana serupa di kemudian hari.
Empat hal tersebut, kata dia, antara lain peledakan batu-batu besar material Gunungapi Marapi, normalisasi daerah aliran sungai, pembangunan sabo dam, dan penguatan Early Warning System.
Baca juga: UPDATE: BNPB Ralat Data Korban Meninggal Akibat Galodo di Sumatera Barat Jadi 61 Orang
"Peledakan batuan material Gunungapi Marapi diperlukan agar jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di hulu, material batuan ini tidak menyumbat alur aliran air," kata Abdul Muhari dalam Siaran Pers BNPB pada Kamis (23/5/2024).
Terkait pembangunan sabo dam, Presiden telah menginstruksikan pembangunan sebanyak 56 sabo dam di beberapa wilayah sungai yang berhulu ke Gunungapi Marapi.
Kementerian PUPR, kata dia, merencanakan akan memulai pembangunan sabo dam sebanyak delapan unit pada tahun 2024 ini.
"Pada tahun 2025 akan dilanjutkan pembangunan sabo dam sebanyak 34 unit dan tahun 2026 sebanyak 14 unit," sambung dia.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto juga telah menyatakan pihaknya akan memperkuat sistem peringatan dini galodo di sekitar kawasan rawan bencana Gunungapi Marapi saat rapat koordinasi penanganan darurat di Istana Bung Hatta, Bukittinggi Sumatera Barat pada Kamis (16/5/2024).
Baca juga: UPDATE: BNPB Ralat Data Korban Meninggal Akibat Galodo di Sumatera Barat Jadi 61 Orang
Ia mengatakan pihaknya akan mendorong penguatan sistem peringatan dini bagi masyarakat khususnya yang berada tidak jauh dari kaki Gunungapi Marapi di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.
Nantinya, kata dia, pembangunan sistem peringatan dini tersebut akan bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Segera buat sistem peringatan dini menggunakan kabel untuk mengukur tinggi muka air karena kan itu tidak mahal jadi bisa menggunakan hibah dan rehabilitasi atau dana siap pakai nanti kami akan terus mendampingi pemerintah daerah," kata dia.