News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kecelakaan Maut di Subang

Soal Kecelakaan Maut di Subang, Study Tour Diminta Dievaluasi hingga Kata Pj Gubernur Jawa Barat

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban luka kecelakaan maut bus Putera Fajar mendapat perawatan di RSUD Subang, Jalan Brigjen Katamso, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Bus Putera Fajar nopol AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu, 11 Mei 2024, sekitar pukul 18.45 WIB. Jumlah korban tewas akibat kecelakaan tersebut sebanyak 11 orang, sementara korban luka ringan dan berat sebanyak 32 orang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kecelakaan bus pariwisata yang membawa siswa SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.

Dalam kecelakaan tersebut 11 orang meninggal dunia, satu di antaranya adalah pengendara motor.

Bus tersebut mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang sehabis acara perpisahan.

Pengamat pendidikan, Ibaid Mutraji, pun turut menyoroti kecelakaan ini.

Ia bahkan meminta sekolah untuk menghapus semua kegiatan yang berada di luar sekolah, terlebih yang memungut dana dari siswa, misalnya perpisahan sekolah, study tour, hingga wisuda.

Menurutnya, kegiatan tersebut tak mempunyai manfaat bagi peningkatan pendidikan dan pembelajaran.

Ia menuturkan semua kegiatan sekolah harus berkontribusi untuk pembelajaran di sekolah.

Ubaid menuturkan acara-acara yang tak ada hubungannya dengan piendidikan justru bisa berpotensi memperberat orang tua.

"Jangan membuat acara-acara yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan, dengan pembelajaran, justru memperberat orang tua," ujarnya.

Ubaid yang juga menjabat sebagai Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) ini mengatakan sekolah harusnya berfokus membina minat dan bakat siswa semaksimal mungkin alih-alih menggelar study tour atau wisuda yang kerap dikeluhkan memberatkan orang tua karena memungut biaya yang tidak sedikit.

"Jangan gelar acara foya-foya, tidak semua orang tua murid memiliki ekonomi yang bagus untuk membayar kegiatan itu."

Baca juga: Korban Selamat Kecelakaan Maut di Subang Kirim Foto dan Hubungi Ibunya: Ma, Bus Aku Terbalik

"Apalagi saat siswa tidak ikut kegiatan ada diskriminasi yang dilakukan misalkan mengancam surat kelulusan tidak dikeluarkan atau bahkan menahan ijazah," kata Ubaid, dikutip dari TribunJabar.id.

Ia juga menyebut bahwa study tour adalah kegiatan akal-akalan pihak sekolah dan komite sekolah.

"Itu kegiatan akal-akalan sekolah dan komite sekolah, yang kemudian dikait-kaitkan dengan kegiatan sekolah."

Untuk itu, ia mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk mengeluarkan kebijakan melarang sekolah menyelenggarakan kegiatan study tour.

Sementara itu, Executive Director Center for Education Regulations & Developent Analysis (CERDAS), Indra Charismiadji, menilai bahwa kegiatan study tour tak dapat dilihat secara hitam-putih, alias sebatas benar dan salah.

Meski begitu, Indra mengakui bahwa kegiatan tersebut berpotensi dimanfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab untuk menggali keuntungan komersial.

"Ada yang memang untuk kepentingan oknum-oknum pejabat sekolah, kepentingan komersial, nyari duit. Kalau itu saya tolak," ujarnya.

Tak hanya demi keuntungan pribadi saja, kegiatan seperti itu biasa dilakukan untuk menutupi anggaran sekolah yang kurang.

Hal tersebut layaknya tambal sulam anggaran untuk operasional sekolah.

Padahal, orang tua murid kerap diberatkan dengan kegiatan yang harus dibayarkan ke sekolah.

"Banyak sekarang sekolah, termasuk sekolah negeri, itu mengadakan study tour tujuannya adalah dari sisi komersial, buat cari duit,"

"Dan itu sering memberatkan orang tua. Entah untuk nutupi anggaran-anggaran yang enggak ketutup, banyak kegiatan yang enggak bisa dibayarkan," ujar Indra.

Dengan kegiatan study tour yang dibuat dengan tujuan komersil, maka pihak sekolah pasti akan mencari harga vendor termurah untuk menunjang kegiatan tersebut.

Baca juga: Kecelakaan Maut Bus di Subang, Indonesia Dinilai Darurat Keselamatan Lalu Lintas dan Transportasi

Pada akhirnya, harga murah harus dibayar dengan risiko keselamatan yang yang mesti ditanggung.

"Bisa jadi kalau hubungannya dengan SMK ini (Lingga Kencana Depok) ya nyari kendaraan yang paling murah, yang kualitasnya dipertanyakan,"

"Akhirnya kan dapat yang paling murah, tapi remnya blong, akhirnya nyawa hilang. Saya bukan menuduh, tapi itu kan salah satu hal yang mungkin terjadi," katanya.

Dirlantas Polda Jabar dan Satlantas Polres Subang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kecelakaan lalu lintas bus pariwisata Putera Fajar di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Pihak kepolisian menemukan hasil sementara dari olah TKP kecelakaan bus nopol AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok tidak ada jejak rem dari bus tersebut atau diduga adanya kegagalan pada fungsi rem. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Meski begitu, ia tak lantas membuat study tour harus sepenuhnya ditiadakan.

Tetap ada sisi positif yang bisa diambil dari kegiatan study tour.

"Misalnya selama ini mereka hanya tinggal di lingkungan kumuh di Jakarta atau di Jabodetabek. Terus akan ada sebuah kenangan yang indah kalau dia bisa lihat tempat tempat wisata dan lain sebagainya. Itu cara pandang yang positif," katanya.

Kata PJ Gubernur Jabar

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jabar pernah menerbiutkan Surat Edaran (SE) Nomor : 64/PK.01/KESRA tentang study tour pada satuan pendidikan, yang ditandatangani oleh Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin pada 8 Mei 2024.

Mengutip TribunJabar.id, dalam SE tersebut disebutkan bahwa semua sekolah di Jabar diimbau untuk lebih teliti dalam mempersiapkan dan memperhatikan kegiatan study tour.

"Kegiatan study tour satuan pendidikan diimbau untuk dilaksanakan di dalam kota di lingkungan wilayah Provinsi Jawa Barat melalui kunjungan ke pusat perkembangan ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan, dan destinasi wisata edukatif lokal, yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di Provinsi Jawa Barat," kata Bey dalam surat tersebut.

Study tour, kata Bey, harus memperhatikan manfaat serta keamanan bagi seluruh peserta yang ikut dengan memperhatikan kesiapan kendaraan yang dipakai, keamanan jalur yang hendak dilewati, serta berkoordinasi dan mendapatkan rekomendasi dari dinas-dinas tertentu terkain dengan teknis kendaraan.

"Pihak satuan pendidikan dan yayasan yang akan menyelenggarakan study tour, agar melakukan koordinasi dengan memberikan surat pemberitahuan kepada dinas pendidikan sesuai kewenangannya."

"Demikian surat edaran ini dibuat untuk dipedomani dan ditindaklanjuti," kata Bey.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Buntut Laka Maut di Ciater Subang Jawa Barat, Pj Gubernur Imbau Perpisahan Sekolah Digelar Sederhana

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam/Rina Ayu/Ashri Fadilla)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini