Lagipula diakui Riris, ia terkejut kala mengetahui keputusan akhirnya para siswa tetap pergi ke Bandung.
Padahal rencana awalnya yang Riris ketahui adalah para murid diwisuda di Kota Depok.
"Ini Amiludin bukan orang punya, saya kasihan. Kecewa. Kenapa datang ke sana, karena infonya perpisahan dan pelantikan (wisuda) di Depok, kok dibawa ke sana (Bandung)? Oke kita nurut semua, tapi saya titip, saya ini guru, jadi saya tahu prosedur kayak apa," ungkap Riris.
Kini, Riris pun mengaku sedih saat tahu kabar ibu kandung dari Amiludin.
"Walaupun bukan anak kandung saya, ibunya (Amiludin) sudah nangis di rumah, bapaknya meninggal 2 tahun yang lalu. Bukan anak kandung saya, tapi saya yang biayain pendidikannya," ujar Riris.
Bus Tak Miliki Izin
Sementara wali murid menyindir pihak sekolah, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Aznal mengurai fakta mengejutkan soal kondisi bus.
Aznal menyatakan bahwa bus pariwisata yang mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang Jawa Barat itu tidak memiliki izin angkutan.
Bahkan status lulus uji berkalanya pun sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023 lalu.
"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," ujar Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal.
Lebih lanjut Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat saat ini telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.
Karenanya, Ditjen Hubdat juga mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan.
"Di samping itu, diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone," tutur Aznal.
Selain itu, pengakuan yang tak kalah mengejutkan diurai sopir bus maut yang menewaskan 11 orang siswa SMK Lingga Kencana.
Sopir bernama Sadira itu mengurai penyebab kecelakaan maut itu terjadi.