TRIBUNNEWS.COM - Inlah kabar terbaru soal banjir bandang lahar dingin yang rusak sejumlah bangunan di empat kabupaten di Sumatera Barat.
Diektahui banjir bandang lahar dingin tersebut terjadi setelah hujan lebat yang melanda sekitaran wilayah Gunung Marapi.
Untuk itu, pihak Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bakal menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah langit sekitar Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar).
TMC dilakukan dengan menyemai 15 ton garam untuk mencegah terjadi hujan ekstrem di wilayah sekitar Gunung Marapi.
Kegiatan ini akan dilakukan selama lima hari dan telah dimulai sejak Rabu (15/5/2024).
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan menjelaskan awan-awan yang berpotensi menjadi hujan ekstrem di sekitar Gunung Marapi yang menjadi target.
Awan-awan tersebut akan disemai dengan garam sehingga menjadi hujan ringan atau hilang dari lokasi tersebut.
"Total 15 ton garam yang disemai, kegiatan ini berlangsung selama lima hari, " kata Desindra Deddy Kurniawan, Kamis (16/5/2024).
Desindra Deddy Kurniawan menambahkan pada hari pertama, tim BMKG dibantu BNPB melakukan penyemaian awan dua sorti.
Setiap sekali sorti, tim BMKG membawa satu ton garam dengan menggunakan pesawat ke lokasi yang telah ditentukan, kemudian dilakukan penyemaian awan.
"Dampaknya dirasakan, kemarin perkiraan BMKG siaga hujan lebat, setelah dilakukan penyemaian, alhamdulillah hujannya hanya hujan kategori ringan dan sedang saja," tambahnya.
Baca juga: Kisah Warga Sumbar yang Berusaha Selamatkan Diri dari Terjangan Banjir Lahar Dingin
Sebelumnya dikabarkan, BMKG akan menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membantu proses normalisasi pasca banjir lahar dingin yang bersumber dari Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan, kemungkinan akan terjadinya hujan hingga seminggu ke depan di wilayah Sumatera Barat.
"Berdasarkan pantauan dari satelit, hujan akan terjadi hingga seminggu ke depan di wilayah Sumatera Barat," tuturnya, Selasa (14/5/2024).
"Jadi untuk membantu rekan-rekan, maka kita akan mencoba melakukan modifikasi cuaca, terutama di sekitar Gunung Marapi," lanjutnya.
Dwikorita menyebutkan dengan menggunakan teknik modifikasi cuaca, nantinya awan hujan akan dicegah agar tidak sampai ke darat, terutama di daerah gunung.
"Besok akan dilaksanakan modifikasi cuaca ini, saat ini tim sudah bergerak," pungkasnya.
Untuk diketahui, modifikasi cuaca ialah teknologi yang dapat mencegah hujan atau untuk membuat hujan buatan. Caranya yaitu dengan menabur zat NaCl ke langit menggunakan pesawat.
Untuk diketahui, banjir bandang lahar dingin menghantam sejumlah daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar pada Sabaru (11/5/2024) malam.
Banjir lahar dingin yang bersumber dari Gunung Marapi ini terjadi setelah hujan lebat tiada henti mengguyur kawasan tersebut.
Luapan air dari sungai yang membawa material kayu dan batu berukuran besar serta lumpur menghantam permukiman penduduk di sepajang bantaran sungai.
Banyak rumah warga yang hilang disapu air dan hancur tinggal puing. Banjir juga merenggut puluhan jiwa. Setidaknya hingga Selasa pagi, tercatat 50 orang meninggal dan puluhan orang lainnya masih dicari.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Modifikasi Cuaca Cegah Banjir Bandang, 15 Ton Garam Disemai Sekitar Gunung Marapi Sumbar