"Saya tidak bisa langsung mengangkat badan untuk naik ke rumah, harus menunggu beberapa saat," lanjut Arnis.
Ia pun berusaha untuk bertahan di tengah hantaman air yang menerobos rumahnya.
Istrinya pun sudah tak terlihat lagi, namun sayup-sayup terdengar ada teriakan minta tolong.
Dengan sisa tenaga, Arnis yang sudah diselimuti lumpur naik ke atas rumah.
Dan benar saja, istrinya sudah berada di atas rumah dalam kondisi kakinya terjepit material.
Dengan sigap Arnis mengeluarkan kaki istrnya dan mereka turun untuk mencari tempat yang lebih aman, memegangi pagar besi, yang menurut mereka kuat untuk jadi sandaran.
"Airnya bisa mencapai empat meter, sangat besar dan makin ke bawah air makin besar karena menghantam rumah-rumah warga yang ia lewati," ujarnya.
30 menit berlalu, air mulai surut.
Warga pun mulai berani keluar dari rumah.
Di saat itu, Arnis mulai minta tolong hingga akhirnya ia dievakuasi.
Terseret Arus saat Rapat Muda-Mudi di Agam
Baca juga: Update Korban Banjir Bandang di Sumbar 15 Mei 2024, Korban Meninggal Bertambah jadi 58 Orang
Cerita lainnya juga datang dari Liviya (17), korban selamat setelah terseret arus banjir bandang lahar dingin.
Saat itu, pada hari Sabtu malam ia dan teman-temannya sedang melakukan rapat bersama muda-mudi lainnya di Surau Kasiak An Nur, Simpang Bukik, Bukik Batabuah, Agam.
Saat itu kondisi sedang hujan lebar dan tak lama kemudian air besar datang tiba-tiba.
"Jadi saat mulai besar itu, disuruhlah salah seorang teman untuk sesekali memantau aliran air," kata Liviya.