"Tapi apapun motif kejadiannya, kejadian ini terjadi dan menjadi takdir Tuhan yang menyakitkan bagi pesantren tersebut dan harus diterima sebagai sebuah musibah. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun," kata H. Khairil Anwar.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada para pengurus pondok pesantren untuk mengawasi dan mengontrol penggunaan HP pada anak-anak.
"Hal tersebut dikarenakan menurut survei sekitar 8 jam perhari anak-anak sekarang menggunakan HP,"
"Karena lewat HP, santri atau siswa tidak hanya dapat ilmu dan info yang bermanfaat yang mendukung dan menunjang mencari materi pendidikannya," terang H. Khairil Anwar.
Ia juga berharap supaya pengawasan terhadap para santri bisa diperketat supaya tak terjadi kasus yang sama.
Di sisi lain, ia pun berharap supaya pihak Ponpes untuk bisa terbuka dan memberi akses kepada polisi untuk menyelidiki kasus ini.
"Saya yakin bahwa pondok tersebut tetap terbuka dan membuka diri untuk memberikan informasi terkait kasus tersebut," pungkas H. Khairil Anwar.
Pengurus Pesantren Diperiksa
Kompol Ronny juga mengatakan, pengurus ponpes telah dipanggil untuk dimintai keterangan.
"Kasus ini sedang dalam penyelidikan saksi juga kami periksa," ujar Ronny, Rabu (15/5/2024).
Seperti yang dikutip dari TribunKalteng.com, pihak kepolisian saat ini masih belum mengungkapkan secara gamblang mengenai kasus ini.
"Kepolisian sedang melakukan penyelidikan dan memeriksa saksi, setelah lengkap akan kami informasikan lebih lanjut," ucap Ronny.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul Kapolresta Palangkaraya Beberkan Kronologis Pembunuhan Ustazah Pesantren di Palangkaraya
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunKalteng.com, Ahmad Supriandi/Herman Antoni Saputra)