Dalam sambutannya, Gibran mengajak pers mencerdaskan bangsa dengan informasi yang disajikan, juga mengelola kearifan lokal yang sudah ada di masyarakat.
Menurutnya, negara tanpa pers akan menuai kekacauan. Ini karena pers berperan mengawasi jalannya pemerintahan di suatu negara.
Akan tetapi, kata Gibran, pers juga dapat merusak tatanan masyarakat apabila bersikap tanpa kendali.
Oleh karena itu, Gibran berharap, pers berpegang tegung pada prinsipnya, sehingga bisa menjadi pilar keempat demokrasi di Indonesia.
"Kita semua adalah satuan komunitas yang saling bersinergi. Pers harus kuat dan mampu menjadi salah satu pilar demokrasi di negeri ini," kata Gibran dalam sambutan tertulisnya.
Wakil Presiden terpilih itu berpesan kepada wartawan agar menjaga profesionalitas. Bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat guna membangun komunitas yang cerdas.
Ia berharap, UKW yang digelar PWI Kota Solo dan PWI Pusat ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh peserta untuk meningkatkan kompetensi.
UKW ke-17 PWI Kota Solo ini diikuti 30 jurnalis se-Soloraya yang didominasi wartawan media siber.
30 jurnalis yang mengikuti UKW dibagi menjadi uda kategori yakni tingkat Muda dan Madya. Adapun peserta didominasi jurnalis Tribunnews.com sebanyak 25 orang.
UKW jenjang Muda diikuti 24 peserta yang dibagi menjadi empat kelas. Masing-masing kelas beranggotakan enam jurnalis dengan satu penguji.
Sementara untuk jenjang Madya hanya ada satu kelas yang terdiri dari 6 peserta.
Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul; Ketua PWI Yogyakarta, Hudono; Ketua PWI DKI Jakarta, Kesit B Handoyo; Kepala Biro Semarang Harian Kedaulatan Rakyat, Isdiyanto Isman, didapuk menjadi penguji UKW jenjang Muda.
Untuk peserta UKW jenjang Madya diuji wartawan senior, Hendro Basuki.
Ada 10 materi ujian yang harus dikerjakan peserta UKW baik jenjang Muda maupun Madya.
Bagi peserta jenjang Muda materi yang diujikan meliputi pemahaman tentang Kode Etik Jurnalistik dan Undang-undang Pers, merencanakan liputan, dan rapat redaksi.
Mencari bahan liputan acara terjadwal, wawancara cegat, jejaring, menulis berita, menyunting berita, wawancara tatap muka, dan membuat rubrik.
Di hari pertama UKW pada Jumat (24/5/2024), sebagian besar kelas telah merampungkan delapan materi ujian dan menyisakan dua materi di hari kedua, Sabtu.
Selama UKW berlangsung, tampak peserta mengikuti dengan serius. Mereka menyelesaikan satu demi satu materi ujian dengan penuh percaya diri.
Sementara penguji dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan. Berbagai pengalaman mereka selama berkecimpung di dunia jurnalistik juga dibagikan kepada peserta UKW.
Saat acara penutupan UKW, dua jurnalis diumumkan sebagai peserta terbaik dengan nilai tertinggi di jenjang Muda dan Madya.
Adalah Pravitri Retno Widyastuti dari jenjang Muda dan Wahyu Gilang Putranto di tingkat Madya. Keduanya merupakan jurnalis Tribunnews.com.
Pravitri sudah bekerja sebagai jurnalis sejak enam tahun lalu, sedangkan Gilang telah delapan tahun berkecimpung di pers, tiga tahun di radio dan 5 tahun tumbuh bersama Tribunnews.com.
Pravitri mengaku tak menyangka dirinya menjadi peserta UKW terbaik jenjang Muda. Selama mengikuti ujian, ia mengaku sangat tegang karena latar belakang pengujinya berasal dari media cetak, sedangkan dirinya merupakan wartawan media online.
Asisten editor Tribunnews.com itu sempat tak yakin dengan kemampuan dirinya sendiri untuk mengikuti UKW jenjang Muda. Ia pun merasa minder dengan peserta lain.
"Sejak pengumpulan berkas sebenarnya maju, mundur, karena merasa nggak yakin sama diri sendiri. Plus banyak yang lebih senior dan berpengalaman," katanya.
Meski keluar sebagai peserta UKW terbaik jenjang Muda, Pravitri enggan disebut lebih unggul dari yang lain. Menurutnya, masih banyak peserta yang lebih baik darinya.
Mungkin, hal yang membuatnya bisa menyelesaikan UKW dengan baik lantaran 10 materi yang diujikan merupakan bagian dari pekerjaannya setiap hari.
Mencari bahan hingga menulis serta me-listing angle berita untuk reporter membuat kemampuannya terasah tiap hari. Ia juga selalu melakukan cek and ricek di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) setiap menemui kata yang membuatya ragu.
"Terus karena mungkin beberapa udah familiar karena memang kerjaan sehari-hari. Menulis, listing angle buat reporter, cari bahan buat tulisan, selalu cek KBBI buat tiap kata yang aku ragu-ragu," ungkap dia.
Dihubungi terpisah, peserta terbaik tingkat Madya, Gilang mengaku hasil ini melebihi ekspektasi.
Harapan awalnya sederhana, ia yang merupakan peserta termuda di tingkat Madya hanya ingin dinyatakan kompeten. Namun, di luar dugaan, ia mampu memperoleh nilai tertinggi.
UKW baginya bukan hanya sekadar mendapatkan skor tinggi, lebih dari itu, ia memperoleh banyak ilmu dari peserta lain yang lebih senior darinya.
"Terkait skor kan itu dari penguji saat UKW, saya cuma mencoba mengerjakan semua mata uji secara maksimal. Saya tidak tahu secara detail ya."
"Tapi yang jelas peserta UKW Madya lainnya jauh lebih berpengalaman di dunia jurnalistik daripada saya. Banyak ilmu yang didapat dari peserta lain," ungkapnya.
Gilang menuturkan, materi UKW jenjang Madya tak bisa dikatakan mudah, namun juga tak begitu sulit.
Beberapa mata uji, katanya, memerlukan kecermatan, pemahaman, dan ketepatan waktu pengerjaan.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana)