Laporan Wartawan Surya Luhur Pambudi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - kasus dugaan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) oknum Polwan berinisial Briptu FN (28) yang membakar tubuh suaminya berinisial Briptu RDW (27), menggunakan cairan bensin di Asrama Polres Mojokerto Kota kini tengah jadi sorotan.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto mengimbau agar masyarakat secara bijak bermedia sosial atas adanya kasus tersebut.
Masyarakat diharapkan tidak mudah mempercayai informasi pemberitaan yang belum terverifikasi kebenarannya.
"Kemudian, terkait dengan informasi yang tersebar liar di media sosial yang tidak jelas dan tidak terverifikasi, ini tolong disampaikan kepada warganet," kata Dirmanto di depan Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim, Senin (10/6/2024).
Dirmanto meminta jangan meng-upload pemberitaan atau meng-upload informasi-informasi yang liar yang tidak terverifikasi.
"Itu ada aturan yang mengatur terkait dengan hak-hak privasi daripada kasus ini," katanya.
Penanganan Kasus
Sementara untuk penanganan kasus, 5 orang saksi diperiksa untuk melengkapi pemberkasan.
Kemudian, tiga orang lainnya merupakan saksi mata kejadian yang berlokasi di Rumah Asrama Polres Mojokerto Kota pada Sabtu (8/6/2024) pukul 10.30 WIB.
"Saat ini sudah ada 5 saksi dan 2 ahli yang diperiksa. Ahlinya yaitu psikologi forensik dan psikiater," ujarnya.
Mengenai konstruksi hukumnya, Dirmanto menjelaskan, tersangka Briptu FN dikenakan Pasal 44 ayat 3 Subsider Ayat 2 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang KDRT.
Baca juga: Briptu FN yang Nekat Bakar Suaminya hingga Tewas Dikenakan Pasal KDRT
"Dengan ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara," ujar mantan Kapolsek Wonokromo itu.
Mengenai modus dan motif Briptu FN menjalankan aksi penganiayaan terhadap suaminya, Briptu RDW.
Dirmanto belum dapat menjelaskan secara gamblang, mengingat adanya pertimbangan hak privasi atas kasus KDRT yang menyeret sang istri Briptu FN sebagai tersangka.
"Terkait dengan kasus KDRT ini, ada undang-undang yang mengatur, yaitu Pasal 3 di mana di situ disebutkan ada kamar privasi," jelasnya.
Pelaku Trauma dan Menyesal
Terungkap gelagat polwan Briptu FN (28) setelah membakar sang suami, Briptu RDW (27) di Asrama Polres Mojokerto Kota, pada Sabtu (8/6/2024) hingga meninggal dunia.
Ternyata, setelah melihat tubuh sang suami terbakar, Briptu FN tak tinggal diam dan menolong suami hingga membawanya ke rumah sakit, dibantu para tetangga.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto mengungkapkan, Briptu FN memiliki tanggungjawab yang besar setelah melihat sang suami terbakar.
"FN mempunyai tanggungjawab yang besar untuk menolong yang bersangkutan membawa ke rumah sakit dengan dibantu beberapa tetangga," katanya.
Briptu FN juga sempat meminta maaf ke sang suami, Briptu RDW, atas perilakunya.
Namun sayang, permintaan maaf Briprtu FN itu tidak membuat Briptu RDW membaik justru bapak tiga anak ini harus mengembuskan nafas terakhir di rumah sakit.
Kini, Briptu FN hanya bisa menyesali perbuaannya.
"Sekarang FN mengalami trauma yang mendalam," terang
Polda Jatim telah memberikan pendampingan psikologis terhadap Briptu FN, disamping bergulirnya proses hukum atas kasus tersebut.
Pendampingan psikologis tersebut melibatkan Psikiater dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jatim.
Selain diberikan kepada Briptu FN, pendampingan psikologis tersebut juga diberikan kepada ketiga anak Briptu FN yang masih berusia di bawah lima tahun (balita).
Anak pertama berusia dua tahun, sedangkan anak kedua dan ketiga adalah kembar, berusia empat bulan.
"Dia masih trauma mendalam. Sekarang sedang ditangani dan sedang difasilitasi untuk trauma healing oleh Polda Jatim, kemudian juga kita melibatkan psikiater untuk menangani kasus ini," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Gelagat Polwan Briptu FN Usai Bakar Suami di Mojokerto, Antar ke RS Sambil Terus Ucap 2 Kata Ini