Suharyono juga menjelaskan bahwa tewasnya AM karena terjun ke jembatan dan hal ini diketahui lewat kesaksian rekan korban, A.
Terkait narasi AM tewas karena disiksa polisi, Suharyono menyebut pihaknya bakal mencari pihak penyebar informasi tersebut.
Suharyono mengatakan penyebar narasi itu harus dimintai keterangan lantaran telah menyimpulkan bahwa tewasnya AM karena disiksa polisi.
"Dia harus (beri) testimoni, 'Apakah kamu benar melihat (kejadian), kamu kok ngomong begitu? Kamu, kan, sudah trial by the press, menyampaikan ke pers sebelum fakta yang sebenarnya cukup bukti atau tidak, atau kamu hanya asumsi dan ngarang-ngarang," jelasnya.
Terkait upaya pencarian ini, Suharyono pun dikritik oleh Ketua Indonesia Police Watch (IPW) dan pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel.
Tangisi Kepergian Anaknya, Ibu AM Minta Oknum Pelaku Dihukum Seberat-beratnya
Tangis Anggun Anggriani (32) pecah, ia masih diselimuti kesedihan lantaran anaknya AM (13) kini telah tiada. AM meninggal dunia dan jasadnya ditemukan mengambang di bawah jembatan Kuranji Kota Padang pada Minggu (9/6/2024) siang.
Anggun meyakini bahwa anaknya tidak terlibat tawuran saat dini hari sebelum meninggal. Apalagi, AM diduga disiksa oleh oknum kepolisian saat itu.
"Saya tidak menerima, anak di bawah umur, ga mungkin dia pegang pedang sebesar itu. Saya tahu kali anak saya kek mana. Tak pernah dia melakukan kek gitu. Sehari-hari dia kalau keluar rumah hanya main futsal sama dengan teman sebaya. Biasa jam 22.00 WIB malam udah tidur di rumah," kata Anggun sambil terisak-isak, saat ditemui di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Senin (24/6/2024) sore.
Ia menjelaskan bahwa pada malam hari sebelum kejadian, AM memang tidak di rumah, lantaran ingin makan dan nonton sepakbola bersama temannya, salah satunya saksi A, di daerah Cengkeh.
Ayah AM, yakni Afrinaldi (36) dalam sambungan telepon mewanti-wanti agar anaknya tidak pulang ke rumah, karena sudah larut malam, untuk kemudian istirahat di rumah temannya saja.
Pada malam hari itu, Anggun dan Afrinaldi putus komunikasi dengan AM.
Panik tak ada kabar, Afrinaldi lalu mencari-cari keberadaan AM.
Nahas bagi mereka, AM dikabarkan meninggal dunia dan jasadnya mengapung di sungai di bawah Jembatan Kuranji Padang. Anggun menyebut, ia mendapat kabar duka itu dari pesan grup WhatsApp bahwa anaknya telah tiada.
Ia bercerita, AM ialah anak yang baik. Di sekolah ia suka berbagi dan membantu teman-temannya.